Menteri Susi Pujiastuti, memberikan keterangan kepada awak media, di Gedung KKP, Jakarta, 21 November 2014. Terdapat 61 ABK warga negara asing dalam lima kapal pencuri ikan di Laut Natuna, Kepulauan Riau. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO,Jakarta - Presiden Joko Widodo menyatakan apresiasinya terhadap ketegasan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Akibat ketegasan Menteri Susi ini, jumlah pencurian ikan merosot drastis dan produksi ikan naik. Sebab, kapal asing yang gemar memanen ikan secara ilegal dari perairan Indonesia takut beroperasi.
"Pencuri-pencuri ikan itu takut karena sekarang kan menterinya (Menteri Perikanan Susi Pudjiastuti) sadis," kata Presiden Jokowi disambut tawa hadirin di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015. (Baca: PPATK Ungkap Modus Mafia Pencurian Ikan.)
Jokowi melanjutkan, Menteri Susi sebenarnya sudah diminta menenggelamkan kapal berkali-kali. Namun hingga dua pekan sejak perintah turun, kapal pencuri tak kunjung ditenggelamkan. "Alasannya mengurus izin macam-macam. Saya bilang lagi, pokoknya tenggelamkan. Ini yang memerintahkan adalah panglima tertinggi, kurang apa lagi?" kata Jokowi. (Baca: Modus-modus Pencurian Ikan. Apa Saja?)
Jokowi mengatakan, setelah kapal ditenggelamkan, masih banyak yang berkomentar miring. Soalnya, kapal pencuri yang ditenggelamkan berukuran kecil. "Memang serba salah. Di koran itu ngambil fotonya dari jauh, kalau dari dekat ya besar," kata Jokowi.
Kapal-kapal itu, menurut Jokowi, berukuran besar, yaitu rata-rata di atas 30 gross tonnage. Kebanyakan kapal yang berani mencuri ikan memang kecil. Sedangkan kapal besar berada jauh dari batas laut. Mereka menunggu setoran ikan dari kapal-kapal kecil.
Kementerian Kelautan terus menangkapi kapal ikan asing yang kedapatan mencuri di perairan Indonesia. Tangkapan terbesarnya adalah kapal MV Hai Fa berbendera Panama.