Jumlah Hakim Pajak Terlalu Sedikit

Rabu, 14 Januari 2015 12:59 WIB

Suasana ruang tunggu di Pengadilan Pajak gedung B Kementrian Keuangan. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti pajak dari Danny Darussalam Tax Center, B. Bawono Kristiaji, mengatakan jumlah hakim pajak Indonesia tidak sebanding dengan besarnya kasus pajak yang harus diputuskan. Tak ayal, banyak kasus pajak tidak terselesaikan dengan baik. "Sangat mengkhawatirkan," ujarnya dalam diskusi publik "Evaluasi Penerimaan Pajak Tahun 2014 : Peta Jalan Melampaui Target" di Hotel Atlet Century Park, Rabu, 14 Januari 2015.

Bawono menyatakan saat ini jumlah pengadilan pajak hanya berkutat di tiga kota: Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Sedangkan jumlah hakim pajak aktif hanya berkisar 50 orang. "Informasinya, satu orang malah sudah pensiun," tuturnya. (Baca: Kepatuhan Wajib Pajak Indonesia Terendah di ASEAN)

Sedangkan jumlah perkara pajak yang masuk ke pengadilan setiap tahun mencapai ribuan, sehingga kasus yang berhasil diputus pengadilan hanya 30-40 persen setiap tahunnya. "Akhirnya, banyak kasus pajak yang terkatung-katung, tidak ada kepastian.”

Lembaganya mencatat, tingkat kepatuhan wajib pajak di Indonesia terbilang rendah. Kondisi itu diperparah dengan rendahnya putusan perkara pajak di pengadilan, sehingga membuat wajib pajak tidak jera mengemplang. "Wajib pajak itu mengeluarkan pajak karena kesukarelaan dan paksaan," kata Bawono. (Baca: Dirjen Pajak Dapat Tambahan Wewenang)

Peneliti kebijakan ekonomi dari Prakarsa, Wiko Saputra, setuju jumlah hakim dan pengadilan pajak terus ditambah pemerintah. Hal itu untuk menutupi rendahnya capaian target pajak yang kerap dialami pemerintah dalam satu dekade terakhir. "Selama sepuluh tahun terakhir, hanya dua kali tercapai, yakni pada 2008 dan 2010," ujarnya.

Saat ini potensi pembayar pajak mencapai 60 juta, tapi baru 24,3 juta yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak. Wiko menilai rendahnya capaian target pajak yang ditetapkan merupakan pengulangan dari pemerintah sebelumnya.

Karena itu, pemerintahan baru di bawah nakhoda Joko Widodo-Jusuf Kalla perlu segera memperkuat kelembagaan perpajakan dengan beberapa kebijakan strategis. "Tanpa peningkatan pajak signifikan, pemerintah sulit memiliki sumber pembiayaan memadai," tutur Wiko. (Baca: Seleksi Dirjen Pajak Masuk Konsultasi Presiden)

Prakarsa mencatat, dalam 25 tahun terakhir, realisasi pajak 2014 paling rendah. Perlu diketahui, pada 1990, pemerintah hanya menargetkan pemasukan dari pajak sebesar Rp 18 triliun, tapi realisasinya mencapai Rp 22 triliun atau 120,6 persen.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terpopuler:
Menteri Andrinof: Jepang Cuma Menggertak
Air Asia Akui Izin QZ8501 Cuma Lewat Omongan
Menteri Rini: Pertamina Sulit Akuisisi TPPI

Berita terkait

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

8 jam lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

20 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

21 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

1 hari lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

2 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

3 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

5 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

9 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

10 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya