Pengunjung tengah memperhatikan pergerakan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 4 Desember 2014. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia menargetkan jumlah investor baru tahun depan bisa menembus angka 100 ribu. Target itu akan direalisasikan dengan menggandeng berbagai pihak seperti manajemen aset dan anggota bursa. "Salah satu sasaran utama kami adalah kalangan muda," kata Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Frederica Widyasari di Jakarta, Senin, 22 Desember 2014.
Selain anggota bursa dan manajemen aset, bursa juga akan menggandeng komunitas dan emiten. Emiten diharapkan mampu mendorong karyawannya melantai di bursa. Tahun ini, BEI mengklaim mampu menggaet 88 ribu investor baru.
Jumlah investor tiap tahun tak bisa dihitung secara pasti. Sebab, akun investor yang tergolong tidur atau lama tak aktif biasanya akan dihapus oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia. Menurut Frederica, berdasarkan data BEI, jumlah investor saham saat ini mencapai 450 ribu. "Itu baru saham saja, belum reksdana," kata dia.
Besarnya potensi investor, kata Frederica, juga terdapat pada pasar modal syariah. Dengan jumlah masyarakat muslim yang cukup besar, pasar modal syariah seharusnya bisa tumbuh lebih besar. Namun karena minimnya pengetahuan masyarakat, sektor ini belum terlalu banyak dilirik.
Ia menambahkan, banyak kalangan masih takut investasi saham karena khawatir tergolong aktivitas haram. Hal itu diperparah dengan enggannya masyarakat mempelajari pasar modal lebih lanjut. Bursa menurut dia, akan menjembatani salah persepsi yang selama ini terjadi di masyarakat tersebut.
Salah satu langkah kongkret yang akan dilakukan adalah dengan mendekati calon investor potensial. "Khusus untuk syariah kami juga akan melakukan pendekatan pada Baitul Maal wa Tamwil (BMT)," katanya.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.