Ratusan kendaraan roda empat mengantri dan memadati SPBU Pajajaran (RS Azra) hingga membludak ke luar jalan Raja Pajajaran, dua jam sebelum BBM jenis Premium mengalami kenaikan. TEMPO/Sidik Permana
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memprediksi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi tak akan berlangsung lama. "Dampak akibat inflasi akan berakhir pada waktu tiga bulan," kata Direktur Perencanaan Makro Leonard Tampubolon di ruang kerjanya, Senin, 24 November 2014. (Baca: Harga Pertamax Turun Jadi Rp 9.000-an)
Leo mengatakan efek inflasi hanya dirasakan masyarakat dalam dua bulan setelah kenaikan harga BBM. "Efeknya sebagian besar akan terasa dalam dua bulan," ujarnya. Kenaikan harga BBM sejak 18 November 2014 membuat angka inflasi melonjak hingga 2,27 persen. Efek inflasi, tutur Leo, akan landai setelah dua bulan. (Baca: Ekonom Ini Sarankan Jokowi Cabut Total Subsidi BBM)
Kenaikan harga BBM juga tak banyak mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Menurut Leo, ekonomi hanya tumbuh sekitar 0,1 persen. Itu pun dengan syarat uang penghematan subsidi BBM disalurkan kepada masyarakat dan menambah jumlah belanja negara.
Pemerintah memutuskan menaikan harga BBM untuk memperoleh tambahan anggaran lebih dari Rp 120 triliun. Dari uang tersebut, pemerintah menyatakan akan berfokus membangun sejumlah proyek infrastruktur untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Di antaranya adalah membangun banyak waduk, pelabuhan, dan bandara.