Menteri KKP Susi Pudjiastuti menaiki motor saat menuju tempat dialog dengan para nelayan untuk beri Bantuan Modal kepada Kelompok Nelayan di pelabuhan Tj. Batu-Berau, Kalimantan Timur, 16 November 2014. (facebook)
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan telah menyiapkan dua program untuk membantu nelayan menghadapi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Dua program tersebut adalah kartu BBM dan insentif konverter gas kapal motor.
"Bantuan ini untuk jangka panjang. Mudah-mudahan bisa segera terealisasi," kata Susi dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 21 November 2014.
Kartu BBM, kata Susi, adalah kartu rekening subsidi yang diberikan bank kepada nelayan. Bantuan rekening ini digunakan nelayan ketika membeli bahan bakar di solar packed dealer nelayan (SPDN). (Baca: Redam BBM Naik, Jokowi Juga Andalkan Kartu Susi)
Namun, bantuan ini tidak gratis. Nelayan dapat menerima sejumlah uang ke rekening kartu jika melaporkan hasil tangkapannya ke bank setiap bulan. Laporan hasil tangkapan tersebut, kata menteri Susi, akan dikonversikan ke dalam nominal rupiah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan Sjarief Widjaja mengungkapkan nominal bantuan yang diberikan seharga dengan dua ribu kiloliter BBM. Bantuan diberikan saat nelayan hendak melaut. "Jadi, jika nelayan tidak melaut, maka bantuan tidak diberikan," kata Sjarief di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kartu “sakti” BBM akan diluncurkan pekan depan. Sebanyak 36 ribu kartu siap dibagikan ke sejumlah nelayan di Pulau Jawa. "Program ini akan permanen. Penyebarannya akan meluas," kata Sjarief. (Baca: Pemerintah Bereskan Distribusi Kartu Sakti 2 Pekan)
Program kedua yang disiapkan Susi adalah insentif pemberian konverter dari BBM ke gas elpiji. Pemerintah merasa perlu memikirkan nelayan karena tak masuk dalam skema program konversi BBM. Dalam Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2011, tidak termasuk sebagai orang yang berhak menikmati tabung gas elpiji sebagai bahan bakar kapal.
"Saya akan berbicara dengan instansi yang berhubungan terkait hal ini," kata Susi.
Perihal ini, Susi belum menentukan kapan insentif akan diberikan. Namun dia optimistis bahan bakar nelayan akan beralih dari minyak ke gas elpiji.