Relevansi dan Manfaat Keberadaan G20 Dipertanyakan

Reporter

Kamis, 13 November 2014 23:57 WIB

Presiden Jokowi bertepuk tangan saat mengikuti sidang pleno di pertemuan ASEAN ke-25 di Naypyitaw, Myanmar, 12 November 2014. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Brisbane-Pertemuan para pemimpin G20 di Brisbane, Australia, yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo akhir pekan ini disebut berada di bawah tekanan untuk mencapai sesuatu yang nyata. Hal itu untuk membantag tiadanya relevansi dan manfaat kelompok negara-negara dengan perekonomian terbesar dunia itu.



Direktur Riset Pusat Penelitian G20 di Lowy Institute, Sydney, Mike Callaghan, mengatakan G20 berisiko kehilangan fokus. Dengan ketiadaan sekretariat, tidak ada perjanjian atau instrumen hukum untuk mendukung keputusan dan tidak ada kekuatan untuk memaksa negara-negara anggota untuk melakukan sesuatu. "Efektivitas G20 dianggap tak mampu mempengaruhi negara-negara anggota," kata Callaghan seperti dikuti Guardian. (Baca: Menteri Susi Usul Indonesia Keluar dari G20)

Kredibilitas G20 juga dipertanyakan karena dinilai tak mampu memenuhi komitmen agenda utama sebelumnya. Pada tahun 2010, misalnya, G20 sepakat untuk mereformasi tata kelola International Monetery Fund tapi tidak ada kelanjutannya. Sementara itu negara-negara BRICS--Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan--menjadi begitu frustrasi dan mereka mendirikan bank pembangunan mereka sendiri.

Isu G20 di Brisbane tampaknya juga akan membahas penghindaran pajak internasional. Di Brisbane nanti, para pemimpin negara akan diminta untuk menyetujui langkah-langkah menghentikan penghindaran pajak itu.

Langkah-langkah itu di antaranya adanya persyaratan bahwa bank mengidentifikasi dan melaporkan urusan pajak non-penduduk ke negara asal mereka. Negara juga akan diminta untuk mengatakan kapan mereka akan memulai aturan baru yang bertujuan untuk membersihkan individu dan perusahaan menyembunyikan kekayaan mereka.

Langkah lainnya untuk memaksa perusahaan multinasional melaporkan akun pajak mereka untuk menghindari penghindaran pajak melalui penawaran rumit dan keuntungan pergeseran. Juga sebuah janji untuk memaksa perusahaan dan badan hukum lainnya untuk menyetujui prinsip-prinsip tentang mengungkapkan kepemilikan dan keuntungan perusahaan. Transparency International mengklaim China telah memblokir kesepakatan ini.

Agenda formal G20 akan memberikan kesempatan pada pemimpin-pemimpin negara untuk membahas isu-isu global seperti Ebola, konflik Ukraina, aksi internasional terhadap negara Negara Islam Irak-Suriah (ISIS), dan respon atas jatuhnya penerbangan Malaysia Airlines MH17 di Ukraina. (Baca: Jokowi Diundang PM Abbott ke Acara G20 di Brisbane)

Guardian | Khairul Anam



Terpopuler



Advertising
Advertising

Presentasi Jokowi di APEC Memukau, Apa Resepnya ?



Keluhan Bos Alibaba, Jadi Kaya Itu Menyakitkan!



KPK Curigai Penjualan Bank Mutiara



Menteri Susi Dibela CEO Vale Indonesia



Jusuf Kalla Memuji Menteri Susi Ihwal Subsidi BBM



Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

33 menit lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

1 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

1 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

2 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

2 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

3 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

4 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

5 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

6 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya