Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, sebelum mengikuti rapat dengar pendapat umum dengan Komite II DPD, di Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu, 5 November 2014. Dalam pertemuan tersebut Menteri Susi mengancam mundur dari Kabinet Kerja Jokowi jika birokrasi bergerak lambat dalam merespons rencana pembuatan peraturan menteri untuk mengubah aturan yang memberatkan nelayan ataupun investor. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Kanada untuk Indonesia, H.E. Donald Bobiash, mendatangi kantor Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Dia datang untuk membahas komoditas laut di Indonesia. (Baca : Menteri Susi Siap Mundur Jika Birokrasi Lamban)
"Saya ke sini untuk berbagi cerita ke Bu Susi karena Kanada banyak mengimpor produk laut dari Indonesia," kata Bobiash setelah bertemu dengan Susi di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis, 6 November 2014. (Baca : Menteri Susi Akui Kelemahan Pengawasan di Laut)
Dia mengatakan nilai ekspor produk laut Indonesia ke Kanada mencapai US$ 38 juta. Karena itu, dia akan berbagi cerita mengenai strategi menjaga stok produk laut agar tak berkurang, sehingga tak merugikan negara. (Baca : Menteri Susi Tagih Izin Moratorium Kapal)
Kanada banyak mengimpor produk laut dari wilayah perairan Sulawesi. Sebagian besar produk berupa ikan laut beku. Bobiash mengatakan Kanada akan memperperat kerja sama pengawasan unit pengolahan komoditas laut di Indonesia dan Kanada agar kualitas produk tetap terjaga.
Kepala Pusat Kerja Sama Antar-Lembaga Kementerian Kelautan dan Perikanan, Anang Nugroho, mengatakan Kanada dan Indonesia masih menggodok nota kesepahaman. Sejak 2002, Indonesia dan Kanada telah menjalin kerja sama bilateral untuk membentuk koridor perdagangan. Koridor ini bermanfaat untuk inspeksi eksportir dan importir produk laut asal Kanada dan Indonesia. "Kerja sama ini akan diperbaharui lagi dalam waktu dekat," katanya.
