Pengusaha Irak Jajaki Hubungan Dagang Indonesia

Reporter

Sabtu, 11 Oktober 2014 17:55 WIB

Ketua Delegasi Pengusaha Irak, Idan Odah Tamimi (tengah), dengan Dubes RI untuk Irak, Letjen TNI Mar (Purn) Safzen Noerdin (kanan), dalam pertemuan yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI-Irak di, Jl. Kartini Raya, Jakarta, 9 Oktober 2014. (istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - 75 pengusaha Irak datang ke Indonesia dalam pertemuan bisnis pengusaha Irak Indonesia untuk menjajaki bisnis antara Indonesia dan Irak.

Kedatangan pengusaha dari Irak ini, dalam rangka menjalin hubungan kerjasama dalam bidang perdagangan, sekaligus menghadiri pembukaan Pameran Trade Expo 2014 di Kemayoran pada 8 hingga 12 Oktober 2014.

Pertemuan bisnis ini digelar dalam acara One on One Meeting, pertemuan bisnis antara pengusaha Indonesia dan Irak, diselenggarakan Kedutaan Besar RI-Baghdad, Irak, di Swissbell Hotel, Jakarta Pusat, pada Kamis 9 Oktober 2014.

"Dubes RI harus jadi sales, harus bisa jualan," kata duta besar RI untuk Irak, Letjen TNI Mar (Purn) Safzen Noerdin. Menurut Safzen, penjajakan hubungan bisnis ini dilakukan dengan mempertemukan pengusaha Irak dengan pengusaha UKM dari KADIN Indonesia. "Mereka yang datang memang bukan pengusaha besar sekali, dengan cara seperti ini saya membuka hubungan dagang dengan cara-cara sederhana tapi mengena," katanya.(Baca : Irak Minta Amerika Suntik Investasi)

"Pengusaha Irak injdari beberapa wilayah di Irak, seperti, Baghdad, Basra, Najav, Erbil, dan beberapa daerah yang lainnya yang non konflik,"jelasnya. "Bagaimana caranya ke depan barang-barang produk-produk kita bisa banyak masuk ke Irak," kata Safzen.

Saat ini nilai investasi Indonesia di Irak masih kecil. Karena, selama ini barang-barang Indonesia tidak langsung masuk ke Irak, tapi ke Dubai. "Jadi barang tercatat untuk Dubai, bukan untuk Irak."

Produk apa yang dibutuhkan Irak diantaranya, ban mobil, aksesoris, spare part mobil, makanan, pakaian jadi, teksil, furniture dan mesin pabrik roti.

"Peluang berbisnis di Irak, sangat terbuka. Perlu diketahui Irak hanya ada pasir dan minyak. Semua produk impor. Dan mereka dekat dengan Turki, dan yang paling aktif Cina,serta Korea untuk otomotifnya," kata Safzen. Menurut Safzen, Irak selalu mengatakan, kenapa Indonesia punya umat muslim besar, tidak mau ambil dollar dari Irak. Malah orang-orang bule yang malah ke sini. (Baca : Yordania Tawarkan Investasi di Sektor Infrastruktur)

Presiden terpilih Joko Widodo juga meminta agar para duta besar Indonesia di seluruh dunia, tidak hanya selalu membahas diplomasi politik antara kedua negara, tetapi harus juga sebagai sales produk-produk Indonesia.

Harapan kedepannya, Safzen ingin barang produksi Indonesia bisa langsung ke Irak.
Ketua Delegasi Pengusaha Irak, dan Odah Tamimi mengatakan, mereka datang ingin melihat barang-barang produksi Indonesia. Untuk kedepannya kami bisa bekerjasama.

"Kami ingin melakukan hubungan baik dengan Indonesia, karena sesama muslimin kita bersaudara dan kita ingin lebih erat lagi antara Irak dengan Indonesia terutama dalam menjalankan kerjasama seperti ini."

EVIETA FADJAR


Berita Terpopuler
Kurs Rupiah Loyo, Garuda Merugi
Pecat Buruh, Gudang Garam Bantah Beralih ke Mesin
Kurs Rupiah Bertahan di Level 12.222
SKK Migas Akan Ringkas 289 Izin Eksplorasi


Berita terkait

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM

Baca Selengkapnya

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.

Baca Selengkapnya

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.

Baca Selengkapnya

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay

Baca Selengkapnya

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.

Baca Selengkapnya

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis

Baca Selengkapnya

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?

Baca Selengkapnya