145 Perusahaan Kantongi Izin Ekspor Batu Bara  

Reporter

Rabu, 8 Oktober 2014 04:38 WIB

Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batubara di Sangasanga, Kalimantan Timur, 26 Januari 2012. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah pemerintah menerapkan aturan baru bahwa ekspor batu bara hanya bisa dilakukan eksportir terdaftar per 1 Oktober 2014, pemberian rekomendasi eksportir terdaftar (ET) terus bertambah. Hingga pekan ini, sudah 145 perusahaan yang mendapatkan rekomendasi ET.

“Akan terus bertambah karena sekarang masih ada 42 perusahaan yang dalam proses memperoleh rekomendasi,” kata Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Tjahjono kepada Tempo.

Bambang mengatakan seluruh rekomendasi diberikan kepada pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) ataupun Izin Usaha Pertambangan (IUP). Rinciannya, 34 rekomendasi untuk pemegang PKP2B, 85 rekomendasi untuk IUP operasi produksi, serta 26 rekomendasi untuk IUP operasi produksi khusus pengangkutan dan penjualan. (Baca: Ekspor, Pengusaha Batu Bara Wajib Bayar Pajak)

Kebijakan baru ihwal ekspor batu bara ini mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 49 Tahun 2014 tentang Ketentuan Ekspor Batu Bara dan Produk Batu Bara. Berdasarkan beleid tersebut, Kementerian Energi diberi kewenangan untuk menerbitkan rekomendasi ET.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan mengatakan per 1 Oktober 2014 sudah ada 98 eksportir terdaftar batu bara. “Kami berharap aturan ini tidak mengganggu ekspor karena jumlah eksportir terdaftarnya juga akan terus bertambah,” katanya di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. (Baca: Undang-Undang Minerba Tetap Harus Dijalankan)

Partogi memperkirakan bakal ada 150-160 perusahaan tambang yang mengajukan rekomendasi eksportir terdaftar. Perubahan aturan ekspor batu bara, kata Partogi, dilakukan untuk merespons masukan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam hal memperbaiki tata kelola sektor pertambangan batu bara. KPK merekomendasikan tata niaga batu bara agar lebih ketat melindungi sumber daya alam nasional.

Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu pesimistis target produksi dan ekspor batu bara tahun ini dapat tercapai. Meski produksi terbatas, ia menjamin produksi batu bara nasional akan tetap diutamakan untuk konsumsi pembangkit listrik PT PLN (Persero). “Sekitar 90 persen kebutuhan batu bara di dalam negeri untuk PLN,” katanya. (Baca: Target Penyerapan Batu Bara PLN Tak Tercapai)

AYU PRIMA SANDI | BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE | ALI HIDAYAT

Berita Terpopuler

Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo

Terima PPP, Koalisi Jokowi Siapkan Kursi Wakil MPR
Gerindra Menentang Pembubaran FPI

Berita terkait

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

12 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

16 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

4 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

9 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

18 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

33 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

47 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya