TEMPO Interaktif, Jakarta:Perusahaan Minyak ConocoPhillips mengalihkan angkutan minyak mentahnya dari pipa milik Pertamina ke Kapal tongkang karena dinilai lebih aman. "Pengalihan ini sudah kami lakukan sejak 1 April 2005 lalu dan kami telah mengembalikan pipa Bajubang kepada pemiliknya, Pertamina. Dan selama sebulan ini kami menggunakan tongkang dan pipa Kaji milik Medco,"kata Juru bicara ConocoPhillpis, Tengku Iskandar Machmud di Hotel Novotel, Palembang, Sumatera Selatan.Pilihan Tongkang tersebut, merupakan pilihan yang paling baik. "Kami menghindari berbagai persoalan yang selama ini diakibatkan pipa seperti kebocoran yang mengakibatkan kebakaran dan juga memakan korban,"kata Iskandar. Selama ConocoPhillips menggunakan pipa minyak Bajubang terjadi 233 kebocoran.Dengan menggunakan tongkang itu ConocoPhillips dapat menyalurkan 17.000 barel minyak mentah per hari. "Saat ini lima tongkang yang telah kami operasikan,"kata Iskandar.Conoco mengoperasikan lima tongkang untuk mengangkut minyak mentah menuju kilang minyak yang dimiliki Pertamina di Plaju. "Tongkang, sebelumnya juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan lain untuk pengangkutan minyak mentah maupun BBM di Sumsel,"ujar Iskandar.ConocoPhillips, menurut Iskandar, akan selalu melakukan pengawasan terhadap aktivitas tongkang untuk memastikan bahwa pengiriman minyak mentah berjalan aman dan lancar. Menurut Media Relation Pertamina, Muchamad Harun, soal keamanan, mengingat saat ini beberapa kali terjadi kecelakaan tongkang, terakhir tongkang pengakut batubara yang menabrak Jembatan Ampera, Pertamina sudah mengevaluasi. "Kami telah melakukan berbagai evaluasi. Dan ternyata menggunakan tongkang sangat aman di Sungai Musi. Selain itu kami juga menggunakan standar pengamanan yang tinggi. Bukankah kecelakaan tongkang di Sungai Musi juga sangat jarang terjadi?"kata Harun.Arif Ardiansyah
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
9 hari lalu
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.