Formasi Pimpinan DPR Mengecewakan Investor  

Reporter

Jumat, 3 Oktober 2014 08:21 WIB

Sejumlah Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan melakukan aksi walk-out pada Sidang Paripurna ke-2 Pemilihan Pimpinan DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 2 Oktober 2014. Aksi ini dilakukan karena merasa tidak sepaham dengan jalannya proses sidang Pemilihan Pimpinan DPR. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Analis saham dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan melemahnya indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia dan kurs rupiah terjadi akibat sentimen negatif dari situasi politik dalam negeri. "Terbentuknya formasi pimpinan DPR mengecewakan pasar," katanya kepada Tempo. (Baca: Kronologi Pemilihan Pimpinan DPR yang Tergesa-gesa).

Satrio mengatakan aksi jual investor asing, yang mulai terjadi pada awal September 2014, mencapai klimaks seiring dengan hasil Rapat Paripurna DPR. Kemenangan telak kubu Prabowo membuat pelaku pasar sangsi pemerintah presiden terpilih Joko Widodo bisa efektif mengeksekusi setiap kebijakan. (Baca: Tim Transisi Jokowi: Peluang Koalisi Tertutup).

Apalagi, kata Satrio, Jokowi harus segera merevisi Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada awal masa pemerintahannya. "Jadi-tidaknya pengurangan subsidi BBM (bahan bakar minyak) akan sangat menentukan kelanjutan investasi asing pada portofolio saham," ujarnya. (Baca juga: Cara Gerindra, Demokrat, dan PPP Bagi Kursi di DPR dan MPR).

Satrio khawatir, bila pelemahan berlanjut dan melampaui level psikologis 5.000, IHSG akan terus menukik ke bawah. "Kalau level 4.950 berhasil ditembus, arah IHSG selanjutnya akan menguji level 4.850," tuturnya.

IHSG dalam perdagangan Bursa Efek Indonesia melemah tajam hingga 140,10 poin ke level 5.000,8, Kamis, 2 Oktober 2014. Investor asing bahkan mencatat netto jual sebesar Rp 1,45 triliun. Mereka mencatat penjualan bersih hampir Rp 5 triliun selama tujuh hari berturut-turut.

Rupiah menjadi satu-satunya mata uang yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Rupiah turun 0,23 persen ke angka 12.162 per dolar AS. Sedangkan kurs empat mata uang di Asia Tenggara lainnya justru menguat karena tren dolar memang tengah melemah.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan melemahnya kurs rupiah mulai membuat pemerintah khawatir. Jika tren ini terus berlanjut selama dua-tiga minggu ke depan, dunia usaha diperkirakan terkena dampak.

Anjloknya indeks saham dan rupiah kali ini merupakan cerminan sikap pasar modal yang mulai ragu terhadap situasi politik Indonesia. “Masalah ketidakpastian dalam bidang politik itu sangat menakutkan pihak investor, baik riil maupun portofolio,” katanya. (Baca: Pengamat: Koalisi Prabowo Sukses Balas Dendam )





DINI PRAMITA | M. AZHAR | MEGEL JEKSON | AMIR TEJO

Berita Terpopuler
Diboikot DPR, 4 Kekuatan Besar Dukung Jokowi
Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim

Berita terkait

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

13 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

18 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

20 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

1 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

5 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

5 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

6 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya