Industri Non-Bank Jangan Latah Naikkan Bunga  

Reporter

Kamis, 2 Oktober 2014 08:43 WIB

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan, Dumoly Freddy Pardede, mengimbau industri keuangan non-bank tak menaikkan suku bunga simpanan atau deposito. Imbauan itu terkait dengan supervisory action dari pengawas perbankan yang menetapkan suku bunga maksimum terhadap bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dan BUKU IV. (Baca : OJK Tetapkan Batas Atas Suku Bunga Perbankan)

Menurut Dumoly, suku bunga tinggi akan menciptakan ekonomi biaya tinggi. Dampaknya juga akan membuat masyarakat sektor rill tak bisa menggerakan perekonomian. Padahal, di sisi lain pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 6 persen. "Beberapa industri yang kami imbau, misalnya dana pensiun, asuransi, pembiayaan, termasuk lembaga keuangan khusus," kata Dumolly saat dihubungi, Rabu 1 Oktober 2014. (Baca : OJK Minta Bank Tak Bebankan Bunga Besar ke UKM)

OJK menetapkan pemberian maksimum suku bunga dana pihak ketiga (DPK) sebesar suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan, yaitu 7,75 persen untuk nominal simpanan sampai Rp 2 miliar. Untuk BUKU IV, maksimum suku bunga 200 bps di atas BI Rate atau saat ini maksimum sebesar 9,5 persen. Hal ini termasuk seluruh insentif yang diberikan secara langsung kepada nasabah penyimpan dana. (Baca : Suku Bunga Kartu Kredit Akan Dibatasi)

Sedangkan untuk BUKU III, maksimum suku bunga 225 bps diatas BI Rate atau saat ini maksimum sebesar 9,75 persen. Sebagai optimalisasi penerapan suku bunga maksimum tersebut, pengawas akan melakukan monitoring dan supervisory action terhadap bank-bank BUKU I dan II untuk turut serta mendukung penurunan suku bunga DPK.

Menurut Dumolly, pihaknya menyambut positif langkah tersebut. Bunga kredit perbankan yang kini berada di kisaran 18 persen akan menyulitkan pergerakan bisnis, terutama yang berskala kecil. Dumolly mengklaim batasan yang ditetapkan OJK tak akan mengurangi keuntungan bank.

Walau mendukung langkah pengawasan perbankan itu, OJK belum akan mengeluarkan peraturan terhadap industri non-bank. Otoritas hanya memberikan imbauan. "Akan kami evaluasi terlebih dahulu kasus per kasus," katanya.

FAIZ NASHRILLAH

Berita Terpopuler
Wanita Ini Kalahkan Perolehan Suara Puan dan Ibas
SBY Jawab Kemarahan Netizen di @SBYudhoyono
Megawati ke Gus Dur: Sampeyan Enak, Saya Pusing
Hashim Bangga Dua Anaknya Jadi Anggota DPR
Keluarga Adam Malik Gugat Bank Swiss Bikin Heboh

Berita terkait

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

3 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

4 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

4 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya