Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Presiden terpilih Jokowi dalam pembubaran Tim kampanye nasional Jokowi-JK di Jakarta, 29 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Penetapan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menuai kritikan dari kalangan netizen. Mereka berpendapat PDI Perjuangan tak menjalankan rotasi kepemimpinan di dalam tubuh partai. (Baca: Bukan Trah Soekarno, Mentok Jadi Sekjen PDIP)
Seorang netizen dengan akun Twitter @kuntartobayu mengatakan posisi ketua umum partai berlambang kepala banteng tersebut seharusnya dijabat oleh kader muda partai. "Di negeri ini banyak anak muda berprestasi, lalu kenapa Ketua Umum Partai harus dia lagi dia lagi?" ujarnya. (Baca: Rakernas Tetapkan Megawati Ketua Umum PDIP Lagi)
Senada dengan @kuntartobayu, @riandaUH mempertanyakan kualitas kader PDIP lainnya. Ia berujar organisasi dan partai yang sehat mengutamakan pergantian pemimpin pada setiap periode yang telah ditentukan. "Apa enggak ada kader yang bisa pimpin PDIP?" kata dia.
Penolakan yang menggunakan tanda pagar #TolakMegaLagi juga disampaikan oleh @sugiyono86. Ia menyayangkan Rapat Kerja Nasional PDIP yang kembali menetapkan Megawati. Alasannya, @sugiyono86 berujar, Megawati hanya mendompleng nama ayahnya, mantan Presiden Soeekarno. "Ketua umum seumur hidup, demokrasi Mbah Kakung," cuit dia.
#TolakMegaLagi menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di Twitter hingga semalam, Senin, 22 September 2014 malam. Penolakan ini muncul setelah Rapat Kerja Nasional PDIP di Semarang, Jawa Tengah, menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP lagi. Artinya, Megawati akan mengampu jabatan tersebut hingga 2020 sejak 1999 lalu.