Indeks Cina dan Properti AS Pengaruhi IHSG Sepekan
Editor
Akbar Tri Kurniawan
Senin, 22 September 2014 09:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi saham, Sabeth Abilawa, memprediksi indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia akan naik dalam sepekan ini. Alasannya, IHSG kembali menembus garis resisten 5.250 untuk kedua kalinya. Arus dana asing selama dua hari pekan lalu serta tembusnya moving average 29 (rata-rata saham) memperkuat IHSG. "Indeks akan melanjutkan perjalanan mendakinya," katanya kepada Tempo, Senin, 22 September 2014.
Menurut Sabeth, beberapa sentimen yang bisa menjadi katalis pegerakan IHSG sepekan ke depan adalah data survey purchasing manager indeks China yang akan dirilis pada Selasa, 23 September 2014, dan penjualan perumahan di Amerika Serikat. "Investor patut waspada," ujarnya.
Prediksi yang sama datang dari analis Network Market Investor (NMI), Reza Priyambada, yang memperkirakan IHSG bergerak tipis. "Masih ada sentimen positif yang diharapkan mempengaruhi kenaikan laju IHSG," katanya. Ia memprediksi indeks berada pada rentang support 5.200-5.215 dan resisten 5.237-5.252.
Adapun laju indeks akan bertahan di atas target support (5.180-5.196) dan mampu melewati target resisten (5.225-5.230). "Semoga tidak terkena profit taking ataupun terpengaruh melemahnya rupiah," ujarnya.
Ihwal rekomendasi saham, Sabeth menyarankan saham sektor keuangan, khususnya perbankan, patut dikoleksi. Pasalnya, sektor ini menunjukkan sinyal reversal dengan angin segar dari The Fed, bank sentral Amerika Serikat, yang belum akan menaikkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat. "Ini menguatkan keyakinan investor saham bank besar akan bullish dalam jangka pendek," ujarnya.
Penguatan akan dipimpin BCA, BMRI (Bank Mandiri), dan BBRI (Bank BRI). Kendati demikian, investor juga perlu menyoroti beberapa emiten yang tertinggal di sektor perbankan, seperti Danamon, lantaran kinerja fundamentalnya buruk pada semester I 2014. "Posisinya sudah cukup di bottom dan menarik untuk dilirik secara valuasi."
Selain sektor keuangan, Sabeth memprediksi, saham telekomunikasi, infrastruktur, dan konstruksi seperti TLKM, EXCL, dan PGAS juga patut dilirik, sebab menunjukkan tanda-tanda menapaki kembali jejak bullish. "Menyambut akhir tahun, anggaran, dan obral proyek perbaikan infrastruktur," katanya.
Adapun ihwal rupiah, Reza memprediksi dapat menjaga tren bertahan di zona hijau kurs tengah Bank Indonesia pada 11.990-11.970 di atas level support 11.915. "Rupiah mencoba berbalik positif dengan memanfaatkan pelemahan laju US$," ujarnya.
AKBAR TRI KURNIAWAN | AMOS SIMANUNGKALIT
Baca juga:
Polisi Batam Tembak Empat Tentara
Tertekan Bursa London, Bursa Timah Sepi Transaksi
Hujan di Jabodetabek Tak Akan Sederas Kemarin
Rebutan Tanah, Satu Orang Tewas Dirajam
Jangan Anggap Sepele Soal Sikap Gigi