Sentimen The Fed Mereda, Rupiah Tetap Melemah  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Jumat, 19 September 2014 14:03 WIB

Dua orang melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 7 Juli 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun sentimen penaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mulai mereda, nilai tukar rupiah masih cenderung terkoreksi. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury/UST) yang semakin mengalami kenaikan membuat mayoritas investor terus mengakumulasi aset-aset berdenominasi dolar.

Pada pukul 11.15 WIB, rupiah diperdagangkan melemah tipis 6,5 poin (0,06 persen) pada level 11.989 per dolar. Sebelumnya rupiah bahkan sempat turun 28,5 poin (0,24 persen) ke level 12.011 per dolar.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan, meskipun tren penguatan dolar berkurang imbas meredanya sentimen The Fed, kurs regional tampaknya masih memperhatikan kenaikan UST. Yield UST sepuluh tahun yang sudah naik menjadi 2,69 persen membuat investor tak mau menyia-yiakan peluang profit. “Walaupun dolar index turun, rata-rata yield US Treasury masih berada dalam tren kenaikan,” ujarnya, Jumat, 19 September 2014.

Meskipun demikian, Rangga mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang mulai memberlakukan aturan lindung nilai (hedging) mata uang dolar. Dia menilai upaya yang ditujukan untuk mengurangi risiko pelemahan rupiah tersebut dapat menurunkan tekanan terhadap rupiah.

Nasib serupa masih dialami sebagian kurs regional yang juga tetap bergerak negatif. Won turun 0,33 persen ke level 1.046,55, dan yen terkoreksi 0,52 persen pada level 109,25. Berbanding terbalik dengan itu, rupee India justru menguat 0,17 persen ke level 60,74 per dolar, dan yuan pun bergerak naik 0,05 persen menuju level 6,14.

MEGEL | PDAT

Terpopuler:
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
Demokrat Merapat, JK Siapkan Kursi di Kabinet
5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris
Jadi Menteri Jokowi, Gerindra: Insya Allah, Kami Tolak
Arkeolog Meragukan Usia Koin Gunung Padang







Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

21 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

37 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya