TEMPO.CO, Jakarta - Pecahan uang baru Rp 100 ribu berdesain Negara Kesatuan Republik Indonesia tak memantik keinginan masyarakat menukarkan uang ini ke bank. "Masyarakat masih membutuhkan waktu, apalagi masih ada uang sisa Lebaran," kata Head of Corporate Secretary Bank Mandiri Nelson Napitulu saat dihubungi Tempo, Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: Menteri Chatib: Uang NKRI Amanat Undang-undang)
Dikeluarkannya uang baru oleh Bank Indonesia, menurut Nelson, bukan hal luar biasa. Masyarakat menganggap pengeluaran uang baru adalah hal yang rutin. Akibatnya, respon yang dikeluarkan pun biasa saja dan dianggap hal yang wajar. (Baca: BI Edarkan 40 Juta Lembar Uang Baru Rp 100 Ribu)
Senada dengan itu, Corporate Secretary Bank Nasional Indonesia Tribuana Tunggadewi mengatakan penukaran uang biasanya dilakukan menjelang hari raya seperti Idul Fitri. “Dari BNI juga belum terlihat ada reaksi masyarakat, mungkin nanti pas waktu gajian,” ujar Tri.
Senin, 18 Agustus 2014, Bank Indonesia meluncurkan uang pecahan Rp 100 ribu Tahun Emisi 2014. Uang tersebut dicetak sebanyak 40 juta lembar. Selanjutnya, secara bertahap BI akan menarik uang tahun emisi lama yang beredar.
Secara umum, desain uang rupiah kertas pecahan Rp 100.000 Tahun Emisi 2014 tidak terlalu berbeda dengan uang kertas pecahan Rp 100.000 Tahun Emisi 2004 yang beredar saat ini. Perbedaan utama antara lain dari frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia pada bagian muka dan belakang uang. Selain itu, uang ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan, bukan lagi Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Selain di Jakarta, masyarakat di sejumlah daerah pun tak antusias menukarkan uang baru tersebut. "Masyarakat tidak terlalu antusias memiliki uang baru ini," kata Suhaedi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua kepada Tempo, Senin, 17 Agustus 2014.
Senada dengan itu, Kasir Senior Bank Indonesia Solo Siswanto mengatakan minat masyarakat menukarkan uang NKRI pecahan Rp 100 ribu terhitung minim. Kemarin, hanya sepuluh orang yang meminta uang NKRI pecahan Rp 100 ribu. "Karena itu pecahan besar sehingga tiap penukar jumlah uang yang ditukar juga sedikit, hanya satu atau dua lembar," katanya.
AISHA SHAIDRA | MUHAMMAD YUNUS | UKKY PRIMARTANTYO
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Mundur dari Pertamina, Karen Pindah ke
Tim Jokowi Tuding Saksi Tim Prabowo Ngarang
Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda?
Berita terkait
Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain
13 jam lalu
Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar
Baca SelengkapnyaKepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM
1 hari lalu
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.
Baca SelengkapnyaBI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi
2 hari lalu
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.
Baca SelengkapnyaBI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen
3 hari lalu
Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen
Baca Selengkapnya6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global
3 hari lalu
Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?
Baca SelengkapnyaSurvei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
6 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Baca SelengkapnyaPerkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama
7 hari lalu
Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN
9 hari lalu
Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.
Baca SelengkapnyaRamai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara
10 hari lalu
Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai
Baca SelengkapnyaAliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI
10 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya