TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik merilis inflasi Juli 2014 sebesar 0,93 persen. Inflasi pada bulan ini, menurut Kepala BPS Suryamin, cukup rendah dan terkendali. "Karena ada puasa dan Lebaran, tapi bisa di bawah 1 persen," kata Suryamin di kantornya, Senin, 4 Agustus 2014.
Suryamin mengatakan rendahnya inflasi ini merupakan keberhasilan program pengendalian pemerintah. Pengendalian harga, kata dia, sudah dilakukan jauh hari sebelum bulan Ramadan dimulai. "Sejak dua-tiga pekan sudah dilihat, di mana ada gejolak langsung ditanggulangi," kata Suryamin.
Untuk angka inflasi tahun kalender Juli 2014, BPS merilis besarnya 2,94 persen. Angka ini, kata Suryamin, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 6,75 persen dan tahun 2012 sebesar 2,5 persen. (Lihat pula: CT Yakin Naiknya Harga BBM Tak Ganggu Inflasi).
Andil yang paling besar dalam inflasi bulan ini berasal dari bahan makanan, yaitu sebesar 0,38 persen. Di bawah bahan makanan ada pengeluaran untuk perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang memiliki andil 0,11 persen. Selain itu, ada sandang sebesar 0,05 persen dan transportasi 0,17 persen yang ikut memberi andil pada inflasi bulan ini.
"Kan, dekat Lebaran masyarakat belanja baju baru dan mudik," kata Suryamin. Namun, karena andilnya masih di bawah 1 persen, ia melanjutkan, artinya masih sangat terkendali. (Baca juga: Pembatasan Solar dan Premium Kerek Laju Inflasi)
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler
Komedian Mamiek Meninggal
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
NasDem Sepakat Jabatan Menteri Bukan Petinggi Partai
Berita terkait
Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
5 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
5 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
5 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
5 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
5 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
5 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
5 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPenerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen
23 hari lalu
Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.
Baca SelengkapnyaBPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011
26 hari lalu
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya
26 hari lalu
BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.
Baca Selengkapnya