Sejumlah pengendara melintas di dekat bantaran rel kereta api yang akan dipasang di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, 11 Juli 2014. ANTARA/Rivan Awal Lingga
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan pihak Lion Air tidak ada keterlibatan dalam rencana pembangunan kereta Bandara Soekarno-Hatta. Lion Air tidak pernah turut serta dalam pembangunan kereta bandara berjarak 38 kilometer tersebut. (Baca: Bos Lion Air Incar Proyek Kereta Ekspres Bandara)
"Kami belum bicarakan di dalam. Belum ada arah ke sana (kereta bandara)," kata Edward Sirait ketika dihubungi, Selasa, 15 Juli 2014. Ia membantah berita yang beredar mengenai mundurnya Lion Air dari rencana investasi atas pembangunan kereta bandara. (Baca: KA Bandara Soekarno-Hatta Pakai Tarif Komersial)
Menurut Edward, pihak Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa proyek tersebut akan digarap badan usaha milik negara. Dengan demikian, Lion beranggapan bahwa otomatis swasta tidak mungkin masuk dalam prosesnya. Ia menyatakan belum ada rencana perusahaan untuk berinvestasi pada bidang perkeretaapian, terutama kereta bandara tersebut.
Namun Edward menjelaskan ketidakterlibatan Lion Air pada pembangunan kereta bandara tersebut bukan didasarkan atas alasan keharusan keberadaan BUMN dalam pembangunan tersebut. Lebih tepatnya karena Lion Air tidak memiliki rencana investasi pada perkeretaapian. Ia juga enggan menjelaskan pihak mana yang menyampaikan padanya pembangunan kereta bandara tersebut harus dipegang oleh BUMN. (Baca: KAI Pegang Konsesi 30 Tahun KeretaBandara)
Sebelumnya Menteri Perhubungan Evert Ernst Mangindaan mengaku tak khawatir dengan mundurnya Lion Air yang sebelumnya meminati proyek kereta ekspres Bandara Halim Perdanakusuma-Soekarno Hatta. Menurut Mangindaan, masih banyak investor lain yang berminat. "Banyak, kok, yang mau masuk," kata Mangindaan kemarin di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 14 Juli 2014.
Menurut Mangindaan, kemungkinan Lion mundur karena sudah berencana akan membeli pesawat baru. Dengan demikian, investasi yang rencananya buat proyek kereta ekspres bandara dialihkan ke pembelian pesawat. "Mungkin uangnya mau ke situ (pembelian pesawat)," katanya.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.