Rupiah Kembali Ke Level Rp 11.700-an  

Reporter

Selasa, 15 Juli 2014 11:16 WIB

Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS kembali melemah setelah beberapa hari terakhir menguat cukup tajam. Pelemahan rupiah salah satunya disebabkan oleh imbas menguatnya mata uang dolar terhadap sejumlah kurs regional menjelang testimoni Janet Yellen, Gubernur The Fed (bank sentral Amerika Serikat) di hadapan Komite Perbankan Senat AS.

Yellen akan menjelaskan langkah moneter yang diambil The Fed seusai keberhasilan penurunan tingkat pengangguran AS hingga mencapai level 6,1 persen. Hal ini mendorong kembalinya spekulasi percepatan suku bunga AS.

Statistik data tenaga kerja bulan Juni memang menunjukkan pertumbuhan lapangan pekerjaan baru (nonfarm payrolls) sebanyak 288 ribu orang, melebihi pertumbuhan periode sebelumnya yang hanya 224 ribu orang. Keberhasilan tersebut mencengangkan sebagian besar pihak yang terlanjur meyakini bahwa angka nonfarm payrolls itu semestinya baru terealisasi akhir 2014.

Menurut analis mata uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, pencapaian level tingkat pengangguran tersebut membangun spekulasi percepatan kenaikan suku bunga. Alasannya, target perbaikan pengangguran yang bisa dicapai lebih awal menuntut penyesuaian kebijakan moneter yang lebih ketat. “Ketika tingkat pengangguran bergerak semakin rendah, lazimnya suku bunga memang harus melakukan penyesuaian,” ujar Reny. (Baca juga: Sentimen Pilpres ke Rupiah Mulai Surut)

Di sisi lain, penguatan dolar juga disebabkan oleh meningkatnya permintaan mata uang kertas (greenback) sebagai instrumen safe haven. Ancaman krisis keuangan dan pemulihan ekonomi Eropa yang masih berisiko lantaran laju inflasi yang rendah mendorong beralihnya minat investor kembali ke mata uang dolar. “Ancaman krisis keuangan Eropa memang menjadi perhatian baru investor,” tutur Reny.

Dalam perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah turun 52,5 poin (0,45 persen) ke level Rp 11.717,5 per dolar. Sejumlah kurs regional juga melemah, seperti won yang terkoreksi 0,55 persen ke level 1.023,99 per dolar dan yen yang melorot tipis 0,08 persen menjadi 101,62 per dolar.

MEGEL





Berita Terpopuler
Mubarok Beberkan 'Bom' Uang di Kongres Demokrat
Juru Parkir Monas yang Dibakar Tentara Meninggal
Rahasia Kecantikan Angelina Jolie Terungkap
Goetze: Mimpi Kami Jadi Kenyataan

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

21 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya