Menko Perekonomian Chairul Tanjung (kedua kanan) bersama Menteri Perdagangan M Lutfi (ketiga kanan) dan Menteri Pertanian Suswono (kanan) melakukan kunjungan di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Jumat (13/6). Kunjungan tersebut guna mendapatkan kepastian kabar mengenai kondisi kesiapan pasokan pangan di pasar dalam rangka memantau harga pangan menjelang puasa dan lebaran. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut ada dua tantangan yang akan berpengaruh pada neraca perdagangan bulan Juli ini. Tantangan itu adalah peningkatan stok untuk Idul Fitri dan tahun ajaran baru. (Baca: Defisit Ganda Ancam Posisi Rupiah )
"Dengan adanya dua hal ini, ada implikasi impor akan tinggi," ujar Lutfi seusai rapat koordinasi untuk memperkuat stabilitas makroekonomi di Bank Indonesia, Jumat siang, 4 Juli 2014. (Baca: El Nino, Impor Beras Dicicil Sejak Tahun Ini)
Kemungkinan peningkatan impor ini dinilai Lutfi akan berdampak pada neraca perdagangan. Jadi, kalau ada surplus, nilainya akan tipis. "Kalau defisit, juga tipis, jadi berimbang," katanya.
Seusai rapat koordinasi hari ini, Bank Indonesia dan pemerintah berjanji akan mempertahankan capaian sasaran inflasi jangka menengah sebesar 4,5 persen plus-minus 1 persen pada 2014. Targetnya pada 2018, sasaran inflasi berada pada angka 3,5 persen plus-minus 1 persen. (Baca: Perbaiki NeracaPerdagangan, Dua Sektor Didorong)
Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi antara lain mengendalikan inflasi sesuai dengan sasaran, menurunkan defisit transaksi berjalan, menjaga kesinambungan fiskal, dan mengelola utang luar negeri yang lebih sehat.