ATM Plaza Senayan, Selasa (30/6). Inflasi pada Juni ini diproyeksikan sekitar 3,8%, dengan inflasi bulanan sebesar 0,15%, memberi ruang bagi otoritas moneter untuk kembali menurunkan suku bunga. Tempo/Panca Syurkani
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menargetkan inflasi Juli masih di bawah 1 persen. "Sebab, inflasi di bulan Juli mempunyai efek luar biasa," ujarnya di Jakarta, Selasa, 1 Juli 2014. (baca:Inflasi Juni Terendah dalam Lima Tahun Terakhir)
Menurut Chairul, inflasi Juni-Juli kerap menyentuh persentase yang cukup signifikan. Saat itu biasanya beriringan dengan momentum Idul Fitri dan tahun ajaran baru di sekolah. "Ini pendorong inflasi luar biasa. Dua pekerjaan rumah ini tidak mudah untuk kita," ujarnya.
Namun, pemerintah merasa beruntung bahwa laju inflasi Juni hanya 0,43 persen dan inflasi tahunannya sebesar 6,7 persen. Angka itu terbilang paling rendah dalam lima tahun terakhir untuk periode yang sama. (baca:Bawang Merah Sumbang Inflasi Tertinggi)
Chairul mengatakan catatan rendahnya inflasi Juni tahun ini merupakan kerja keras pemerintah dalam mengendalikan sejumlah harga bahan pokok. "Sekarang pekerjaan rumah kita bagaimana mengontrol inflasi di bulan Juli yang mempunyai efek luar biasa," kata dia. (Juni Ini, 76 dari 82 Kota Alami Inflasi)
Untuk menekan hal itu, ujar Chairul, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan dalam negeri. Sedangkan inflasi dari sektor pendidikan cukup sulit ditanggulangi. "Tidak bisa dihindari itu, makanya kita inginkan stabilitas yang ada (harga pangan) saja," ujarnya.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.