Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 3.300 Triliun

Rabu, 18 Juni 2014 05:33 WIB

Petugas melakukan aktivitas bongkar muat di tempat penarikan dan penyetoran uang di basement gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Rabu (1/8). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO , Jakarta: Bank Indonesia mencatat utang luar negeri Indonesia per April 2014 mencapai US$ 276,6 miliar atau sekitar Rp 3.300 triliun. Utang luar negeri ini tumbuh sebesar 7,6 persen dibandingkan posisi utang luar negeri April tahun 2013 lalu. Peningkatan utang luar negeri Indonesia naik tipis sebesar US$ 0,1 miliar dari sebelumnya US$ 276,5 miliar.

"Pertumbuhan tahunan utang luar negeri pada April 2014 tercatat lebih lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan Maret 2014 yang sebesar 8,7 persen year on year," seperti yang dikutip melalui siaran pers Bank Indonesia, Selasa, 17 Juni 2014. (Baca: Maret, Utang Luar Negeri Capai Rp 3.155 Triliun)

Bank sentral mencatat utang luar negeri April 2014 terdiri dari utang sektor publik sebesar US$ 131 miliar dan utang sektor swasta US$ 145,6 miliar. Utang luar negeri sektor publik diketahui naik dari US$ 130,5 miliar di bulan Maret menjadi US$ 131 miliar pada April.

Adapun pertumbuhan utang secara month to month diketahui sebesar 0,3 persen. Sedangkan utang sektor swasta terkontraksi 0,2 persen dari sebelumnya US$ 146 miliar pada Maret menjadi US$ 145,6 miliar pada April.

Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri pada April 2014 dipengaruhi pertumbuhan utang luar negeri sektor publik yang melambat. Utang luar negeri sektor publik tercatat tumbuh 2,2 persen year on year, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan Maret yang mencapai 5,1 persen.

Sedangkan utang luar negeri sektor swasta tumbuh 13 persen year on year, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Maret yang sebesar 12,2 persen. Pada jangka waktu, perlambatan pertumbuhan posisi utang luar negeri terjadi pada utang jangka panjang maupun utang jangka pendek.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Destry Damayanti, menyatakan kenaikan utang luar negeri saat ini harus diwaspadai. Sebab, kenaikannya terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat dan akan mendorong pembengkakan rasio pembayaran utang (debt to service ratio/ DSR). "Pemerintah harus berhati-hati dalam mengelola utang luar negeri," kata dia.

Menurut Destry, saat ini DSR Indonesia berada di kisaran 45-47 persen. Sedangkan data Bank Indonesia menyebutkan, DSR pada kuartal pertama 2014 mencapai 46,31 persen, naik dari Oktober-Desember 2013 sebesar 43,38 persen. Angka sudah melampaui ambang batas DSR yang harus diwaspadai berdasarkan kesepakatan internasional, yakni 44 persen.

MAYA NAWANGWULAN | PERSIANA GALIH

Berita terpopuler:
Direksi Pertamina Pasang Nada Sambung 'Disadap'

Ini Penyebab Samsung Batal Berinvestasi di RI

Prabowo Sebut Anggaran Bocor, Menkeu Emoh Tanggapi


Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya