Distribusi Buruk Picu Lonjakan Harga di Ramadan  

Jumat, 6 Juni 2014 09:12 WIB

Antrian kendaraan berjalan pelan saat melawati jembatan Pemali yang berlubang di jalur Pantura, Brebes, Jateng (31/7). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan pengusaha khawatir kenaikan harga komoditas sayur-mayur dan sejumlah daging tak bisa terelakkan sepanjang bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini. “Karena permintaan tinggi tak diiringi oleh distribusi yang baik,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia Satria Hamid ketika dihubungi, Kamis malam, 5 Juni 2014.

Ia mencontohkan harga daging sapi menjelang Lebaran tahun lalu melonjak hingga 20 persen dibanding hari biasa. Saat itu pemicu utama lonjakan harga adalah rusaknya jalur pantai utara Jawa yang mengganggu pasokan dari sejumlah sentra produksi ke daerah-daerah. (Baca: Jelang Ramadan, Harga Enam Komoditas Ini Naik)

Hal serupa, menurut Satria, dapat terulang tahun ini. Ia memperkirakan rusaknya jalur distribusi utama, yakni jalur pantura, bisa mengganggu pasokan. “Harga bahan makanan akan semakin melambung antara H-7 hingga H+7 karena banyak petani yang tak melakukan kegiatan produksi,” ucap juru bicara PT Carrefour Indonesia tersebut.

Terkait isu cokelat Cadbury asal Malaysia yang mengandung DNA babi, Satrio mengakui sempat membuat penjualan retail turun. Untuk itu dia berharap agar kondisi kembali normal seperti semula karena pemerintah sudah menyatakan bahwa Cadbury berbabi tak beredar di Indonesia. (Baca: Chocodot Tak Terpengaruh Berita Cadbury Haram)

Sebelumnya, dalam survei konsumen Bank Indonesia per Mei 2014 disebutkan indeks ekspektasi harga pada tiga bulan mendatang sebesar 182 poin. Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 176,3 poin. (Baca: Pemerintah Mengerem Lonjakan Harga Daging Ayam)

Artinya, ada ekspektasi tekanan harga usai bulan puasa dan di saat Lebaran pada Agustus mendatang. “Kenaikan harga diperkirakan terjadi pada semua kelompok barang," kata juru bicara Bank Indonesia Tirta Segara ketika dihubungi kemarin. Adapun kenaikan harga tertinggi diprediksi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

Peningkatan ekspektasi harga pada tiga bulan mendatang terjadi di sepuluh kota yang disurvei. Kenaikan tertinggi ditemukan di Kota Samarinda sebesar 15 poin dan Jakarta sebesar 12 poin.

FAIZ NASHRILLAH | MAYA NAWANGWULAN

Berita terpopuler:
Ini Beda Karimun di Indonesia dan di Pakistan
Juni, Jaringan Hotel Accor Luncurkan 4 Hotel Baru
Kemenhub Bantah Terima Suap dari Jepang









Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.

Baca Selengkapnya

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.

Baca Selengkapnya

Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

13 November 2021

Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.

Baca Selengkapnya

Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

12 September 2021

Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret

Baca Selengkapnya

Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

7 Maret 2021

Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

3 Januari 2020

Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.

Baca Selengkapnya

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.

Baca Selengkapnya

Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

24 Oktober 2019

Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.

Baca Selengkapnya

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.

Baca Selengkapnya