Pedagang ayam potong di Pasar Senen, Jakarta (20/6). Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum terjadi tapi telah melambungkan harga bahan makanan di pasar. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga barang-barang di wilayah Sumatera yang cukup signifikan. Dari 23 kota yang dipantau BPS, ada 14 kota yang mengalami inflasi di atas 0,5 persen.
"Ini menunjukkan Sumatera perlu mendapat perhatian lebih untuk pengendalian harga barang," kata Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 2 Juni 2014. (Baca: BI Perkirakan Inflasi Mei 0,1 Persen)
Sebaliknya, harga barang di wilayah Jawa relatif masih terkendali. "Dari 26 kota yang dipantau, secara menyeluruh inflasi di bawah 0,5 persen," Suryamin menambahkan.
Menurut Suryamin, harga barang yang cukup terkendali di Jawa itu membuat inflasi cukup aman pada level 0,16 persen. Masih terkendalinya harga di seluruh kota di Jawa disebabkan kondisi wilayahnya homogen. Jika pemerintah mengendalikan harga di satu kota, akan mudah berdampak pada kota lainnya. "Ini karena lokasinya masih dekat antara kabupaten yang satu dan yang lain," katanya. (Baca: Lebaran, Kenaikan Harga Pangan Maksimal 10 Persen)
Secara umum, meski terjadi inflasi sebesar 0,16 persen pada Mei ini, kelompok bahan makanan tidak menjadi faktor pendorong laju inflasi. Menurut Suryamin, upaya pemerintah mengendalikan harga barang pada kelompok bahan makanan masih baik. "Kelompok bahan makanan masih terjadi deflasi 0,15 persen, terbukti dengan harga beras rata-rata sepanjang Mei masih terkendali," ujarnya. (Baca: Belum Puasa, Harga Daging dan Sayuran Melonjak)
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
11 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.