Indeks Saham Wall Street Merosot  

Reporter

Selasa, 8 April 2014 07:59 WIB

Broker saham Gregory Rowe saat bekerja di Bursa Saham New York di New York (2/1). Pada pembukaan pasar di tahun 2014, saham dibuka lebih rendah di Wall Street karena pengaruh dari keuntungan tahunan terbesar dalam dua dekade terakhir. (AP Photo/Mark Lennihan)

TEMPO.CO, New York - Indeks saham di bursa New York Amerika Serikat (Wall Street) merosot pada penutupan perdagangan Senin, 7 April 2014, waktu setempat. Penurunan ini memperpanjang kemunduran pasar ekuitas global dari yang tertinggi pekan lalu selama enam tahun terakhir. "Tren pelemahan terjadi pada banyak saham," kata analis teknikal senior dari Schaeffers Investment Cincinnati, Ryan Detrick, seperti dikutip Reuters.

Di Wall Street, penurunan terbesar terjadi pada saham-saham Internet. Indeks Nasdaq mengalami penurunan terburuk selama tiga hari terakhir sejak November 2011. Nasdaq Composite Index jatuh 47,9 poin atau 1,16 persen ke 4.079,7. Saham S&P 500 juga menurun tiga hari berturut-turut, yang terakhir kehilangan 20,05 poin atau 1,08 persen ke 1.845,04. Sedangkan saham Dow Jones Industrial jatuh 166,84 poin atau 1,02 persen ke posisi 16.245,8. (Baca: Ekspor Cina Ganggu Indeks Saham Dunia).

Pelemahan indeks Wall Street merupakan dampak atas upaya meredakan ketegangan di Crimea, Ukraina. Menurut Kepala Strategi Ekuitas Baader Bank Gerhard Schawarz, hal ini mendorong kenaikan risiko yang ditanggung investor. "Selain itu, juga pasar overbought dalam jangka pendek," ujarnya.

Mata uang dolar Amerika Serikat pun jatuh terhadap euro. Hal ini merupakan dampak kebijakan Bank Sentral Eropa yang menahan ekpekstasi atas tambahan stimulus ekonomi di zona Euro. Petinggi Bank Sentral Eropa (ECB), Ewald Nowotny, mengatakan pelonggaran moneter dari ECB tak akan terjadi, sehingga mengangkat euro lebih tinggi dari dolar. Kendati demikian, pemerintah tak perlu bertindak reaktif untuk mengatasi inflasi zona Euro.

AYU PRIMA SANDI

Berita Terpopuler
Anas 'Tabuh Genderang Perang' Lawan SBY
4 Spekulasi Jejak MH370 Tak Terpantau Radar TNI
Cara Jokowi Jelaskan Kasus Busway Karatan




Berita terkait

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

12 jam lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

9 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

46 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya