TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan cadangan devisa pada akhir Maret 2014 menurun 0,13 persen dari US$ 102,74 miliar menjadi US$ 102,6 miliar.
Menurut Halim, cadangan devisa berkurang karena pembayaran impor dan utang luar negeri. "Tapi pada saat yang sama ada pemasukan, sehingga cadangan devisa relatif bisa dipertahankan," kata Halim di kantornya, Jumat, 4 April 2014.
Halim mengatakan cadangan devisa pada Februari yang mencapai US$ 102,74 miliar mampu membiayai impor dan utang luar negeri selama 5,9 bulan. Dia mengatakan selama beberapa waktu terakhir terjadi dinamika modal masuk dan keluar. Namun kondisi tersebut dinilai masih cukup baik dan mampu menunjang nilai tukar rupiah. (Baca: Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat).
Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2014 dapat ditekan di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sedangkan dalam neraca finansial, aliran modal asing yang masuk diperkirakan meningkat karena prospek ekonomi domestik yang semakin cerah. (Baca juga: Fundamental Membaik, BI Rate Diprediksi Tetap).
Data Bank Indonesia menyebutkan, hingga Februari 2014, aliran modal asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 34,6 triliun. Dengan perkembangan positif ini, cadangan devisa Indonesia pada Februari 2014 naik menjadi US$ 102,7 miliar. Bank sentral menilai prospek pertumbuhan ekonomi yang cerah mampu menopang perbaikan neraca perdagangan dan neraca finansial.