Cadangan Devisa Tergerus Impor dan Bayar Utang  

Reporter

Jumat, 4 April 2014 18:37 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan cadangan devisa pada akhir Maret 2014 menurun 0,13 persen dari US$ 102,74 miliar menjadi US$ 102,6 miliar.

Menurut Halim, cadangan devisa berkurang karena pembayaran impor dan utang luar negeri. "Tapi pada saat yang sama ada pemasukan, sehingga cadangan devisa relatif bisa dipertahankan," kata Halim di kantornya, Jumat, 4 April 2014.

Halim mengatakan cadangan devisa pada Februari yang mencapai US$ 102,74 miliar mampu membiayai impor dan utang luar negeri selama 5,9 bulan. Dia mengatakan selama beberapa waktu terakhir terjadi dinamika modal masuk dan keluar. Namun kondisi tersebut dinilai masih cukup baik dan mampu menunjang nilai tukar rupiah. (Baca: Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat).

Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan pada 2014 dapat ditekan di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sedangkan dalam neraca finansial, aliran modal asing yang masuk diperkirakan meningkat karena prospek ekonomi domestik yang semakin cerah. (Baca juga: Fundamental Membaik, BI Rate Diprediksi Tetap).

Data Bank Indonesia menyebutkan, hingga Februari 2014, aliran modal asing ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp 34,6 triliun. Dengan perkembangan positif ini, cadangan devisa Indonesia pada Februari 2014 naik menjadi US$ 102,7 miliar. Bank sentral menilai prospek pertumbuhan ekonomi yang cerah mampu menopang perbaikan neraca perdagangan dan neraca finansial.

MAYA NAWANG WULAN

Berita Terpopuler
Pembunuh Ade Sara Ketakutan Jalani Rekonstruksi
Jokowi Mendatangi Rumah Iwan Fals di Depok
15 Caleg Terseksi Versi Living in Indonesia







Berita terkait

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

1 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

2 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

2 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

2 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

3 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

7 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

8 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

10 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

11 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya