TEMPO.CO , Surabaya - Ketua Asosiasi Agen Perjalanan (Asita) Provinsi Jawa Timur, Nanik Sutaningtyas, mengaku keberatan atas kebijakan PT Angkasa Pura I yang menaikkan biaya airport tax di lima bandara. Alasannya, Nanik yakin kenaikan itu tidak diikuti dengan kualitas layanan jasa di bandara.
"Saya protes kenaikan itu. Kasihan penumpang, padahal kualitas layanannya belum tentu lebih baik lagi," ujarnya usai menggelar pertemuan dengan Tour Seoul Korea di Surabaya, Jumat 28 Maret 2014. (Baca : Airport Tax Naik, Citilink Terapkan Tarif Baru)
Dia mencontohkan, saat membawa rombongan turis misalnya, petugas keamanan di bandara kerap menagih uang pelicin. "Padahal saya sudah bayar airport tax. Tapi kalau belum salaman, petugas mencari. Saya yakin, kualitas layanan di bandara tetap seperti itu, meski airport tax naik," ujarnya.
Bandara Internasional Juanda merupakan salah satu bandara di bawah Angkasa Pura I yang menaikkan airport tax per 1 April senilai Rp 75 ribu untuk domestik dan Rp 200 ribu untuk internasional. Sebelumnya, hanya Rp 40 ribu untuk domestik dan Rp 150 ribu untuk internasional.
Kenaikan airport tax, kata dia, memang tidak mempengaruhi industri bisnis travel. Tapi, kebijakan itu berdampak langsung bagi penumpang maskapai karena semakin membebani ongkos tiket penumpang.
Manajer Operasional Travel Aneka Kartika, Ronald Gunawan, mengatakan kenaikan airport tax tidak akan membunuh bisnis travel secara langsung. Alasannya, kenaikan itu ditanggung langsung penumpang, bukan travel penjual tiket pesawat. Namun, Ronald berharap, Angkasa Pura I membatalkan rencana menaikkan airport tax. "Kasihan penumpang semakin terbebani," ujarnya.
General Manager PT Angkasa Pura I Juanda, Trikora Harjo, belum bisa dihubungi. Pesan singkat dan telepon dari Tempo, belum dijawab Trikora Harjo.
DIANANTA P. SUMEDI
Terpopuler
Kenapa Asuransi Warga Amerika di MH370 Lebih Besar
Aburizal Bakrie Berkukuh Lapindo Tidak Bersalah
Daftar Biro Haji dan Umrah Bodong
Berita terkait
MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL
1 hari lalu
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
2 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaJumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu
3 hari lalu
Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.
Baca SelengkapnyaDidesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility
6 hari lalu
OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN
9 hari lalu
Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.
Baca SelengkapnyaMudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi
16 hari lalu
Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaPLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran
19 hari lalu
PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.
Baca SelengkapnyaHingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan
21 hari lalu
AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.
Baca Selengkapnya8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik
25 hari lalu
Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang
26 hari lalu
Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.
Baca Selengkapnya