Penguatan Rupiah Diprediksi Melambat  

Reporter

Kamis, 13 Maret 2014 08:59 WIB

Seorang petugas menunjukkan lembaran uang dollar Amerika di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Kamis (13/12) Nilai tukar rupiah hari ini kembali melemah 350 poin. TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengalami kenaikan, laju nilai tukar rupiah kembali terkoreksi setelah terimbas pelemahan won dan dolar Australia "Di sisi lain, berbalik menguatnya yen karena memanfaatkan kurang kondusifnya sentimen di Asia turut memberikan dampak pelemahan bagi laju penguatan rupiah," kata analis dari Trust Securities, Reza Priyambada, dalam siaran persnya, Kamis, 13 Maret 2014.

Di sisi lain, jika dikaitkan dengan sentimen di dalam negeri, maka sepertinya pelaku pasar sedang wait and see jelang rilis pertemuan BI untuk menentukan level BI rate. “Tidak hanya kami, ternyata banyak juga pengamat pasar valas yang memberikan indikasi akan tetapnya level BI rate di 7,5 persen sehingga laju nilai tukar rupiah pun kembali tertahan kenaikannya. Laju rupiah melampaui level support 11400, yakni Rp 11468-11400 (kurs tengah BI),” katanya.

Di rilisnya, Reza menyebut kenaikan jumlah pengangguran di Korea Selatan, turunnya consumer confidence Jepang, dan penurunan indeks consumer confidence Australia yang dibarengi dengan stagnannya data pertumbuhan home loans-nya memberikan imbas negatif pada laju bursa saham Asia. Di sisi lain, rilis kenaikan BSI large manufacturing Jepang belum mampu meredam sentimen negatif tersebut karena juga dibarengi dengan meningkatnya nilai tukar yen dan berimbas pada pelemahan bursa saham Asia.

Pelemahan masih berlanjut di hari ketiga pada bursa saham Eropa yang merespon potensi terjadinya ketegangan politik Ukraina dan Rusia. Rilis rendahnya inflasi Spanyol, kenaikan industrial production Zona Euro, dan pertumbuhan manufacturing production Belanda di atas estimasi belum mampu mengimbangi kekhawatiran pelaku pasar yang masih melakukan aksi jualnya.

Selain itu, laju indeks futures AS yang kembali melanjutkan variatif memberikan gambaran belum terlalu positifnya laju bursa saham AS pada perdagangan regulernya.

PINGIT ARIA



Berita penting lain:
Nyekar Bung Karno, Jokowi Absen Makan dengan SBY
Malaysia Airlines Diduga Jatuh di Tenggara Vietnam
Di Pelukan Ibu Ade Sara, Dua Wanita ini Menangis Minta Maaf







Advertising
Advertising

Berita terkait

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

23 jam lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

5 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

9 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

9 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

10 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya