Pemain Asing Monopoli Bisnis Mebel di Jepara?  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Rabu, 12 Februari 2014 10:55 WIB

Proses pembuatan karya mebel ukir di sentra industri mebel Jepara di Senenan, Jepara, Jateng, Rabu (29/5). ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Semarang - Pengrajin mebel dan produk furniture lokal di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terancam gulung tikar akibat investasi pegusaha asing yang telah menanamkan modal usaha untuk memproduksi produk yang sama. Mereka menilai pasar bebas membuat mereka kalah bersaing di daerah sendiri, utamanya akibat kalah modal.

“Masuknya pemodal besar asal luar negeri membuat kami kalah segalanya. Modal pasar dan tenaga kerja mereka beli semua,” kata Direktur Jepara Ethnic Furniture, Sahli Rais, kepada Tempo, Selasa, 11 Februari 2014. (Baca juga: Banjir, Industri Mebel Jawa Tengah Lumpuh)

Menurut Sahli, masuknya pemodal besar lewat investasi mebel dan furniture di Jepara membuat pengusaha lokal mengalami degradasi profesi. Perbedaan modal besar dengan pengusaha lokal itu membuat mereka jatuh bahkan tak mampu memenuhi pasar dunia karena kalah order.

”Perbedaan modal di dalam negeri dengan suku bunga tinggi, sedangkan pengusaha asing mendapatkan dana bunga lunak dari negaranya,” kata Sahli menambahkan. (Lihat juga: Target Ekspor Mebel dan Kerajinan Naik 7 Persen)

Tak jarang saat ini banyak eksportir justru turun status menjadi sub-ekportir dari pengusaha asing yang berada di Jepara. Sedangkan pemasok dan perajin di kampung-kampung justru menjadi buruh di perusahaan asing yang telah membuka pabrik di Jepara. Pemasok yang biasa jadi juragan kecil di kampung sekarang jadi mandor di pabrik. Pekerjanya telah direkrut pengusaha asing yang punya order besar.

Sejumlah perusahaan asing yang memiliki pabrik di Jepara itu di antaranya asal Jerman, Cina, Korea Selatan dan Jepang. Mereka mendapat kemudahan membeli bahan mentah berupa kayu log untuk diolah langsung. Pengusaha lokal kalah bersaing dalam membeli bahan baku, tenaga kerja serta pasar di luar negeri yang telah dikuasai oleh pengusaha asing. (Berita terkait: Diburu, Produksi Rotan Ramah Lingkungan)

Bila kondisi ini terus berlanjut, Sahli menjelaskan, warga Jepara akan menjadi buruh di sejumlah perusahaan besar yang telah dimiliki orang asing. Tercatat ada ratusan ekportir asli Jepara mulai gulung tikar. Mereka menjadi sub-ekportir ke perusahaan besar, bahkan tak jarang menjual bahan produksi antar-pulau karena produk mebel yang diproduksi tak diterima pengusaha asing tersebut. “Sedangkan perajin tingkat usaha kecil di kampung menutup usaha menjadi buruh,” katanya.

Sahli menyatakan sudah mengajukan draf peraturan daerah yang membatasi investasi di Kabupaten Jepara. Salah satu isinya adalah investor mengakomodir semua produk khas mebel Jepara yang diproduksi perajin lokal.

Ketua Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jawa Tengah, Anggoro Ratmodiputro, membenarkan kondisi itu. Menurut dia, tingginya nilai ekspor mebel dan furniture yang ada justru banyak dinikmati oleh pengusaha asing. “Bisa jadi produk terbanyak yang dikirim ke luar negeri milik perusahaan asing asal Jawa Tengah,” kata Anggoro.

Anggoro pernah mengusulkan agar pemerintah menolak investor asing yang hendak berinvestasi dengan teknologi rendah, seperti pabrik mebel dan furniture. Menurut dia, investasi perusahaan dengan teknologi rendah itu selama ini sudah ditekuni oleh pengusaha lokal. “Kalau investasi tekhnologi tinggi silakan, kami malah bisa belajar dari mereka. Tapi kalau sektor mebel kami yang tergusur,” Anggoro menjelaskan.

Ia menuding pemerintah daerah terlalu mengumbar masuknya modal asing yang selama ini. Pemerintah dinilai hanya mengejar nilai ekspor yang tinggi, tetapi keuntungannya justru tak dinikmati oleh pengusaha lokal.

EDI FAISOL (SEMARANG)

Terpopuler :
Kisruh Ekspor Mineral, Asosiasi Ajukan Uji Materi
Dahlan Ogah Ladeni Serikat Pekerja Merpati
Dahlan Bantah Mandiri dan BRI Akan Akuisisi BTN
Wamen Bayu Janji UU Perdagangan Lindungi UKMK

Berita terkait

Festival Kreativitas ARTBOX AVENUE 2024 di Singapura Hadirkan Pelaku Industri Kreatif Asia Tenggara

14 Januari 2024

Festival Kreativitas ARTBOX AVENUE 2024 di Singapura Hadirkan Pelaku Industri Kreatif Asia Tenggara

ARTBOX AVENUE 2024 digelar di Singapore Expo Hall 22, Singapura, pada 26 Januari hingga 4 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Hidupkan Bekraf Lagi untuk Kembangkan Industri Content Creator

14 Januari 2024

Ganjar Janji Hidupkan Bekraf Lagi untuk Kembangkan Industri Content Creator

Calon Presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo mengatakan akan mengembangkan industri kreatif apabila dia terpilih dalam Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Janji Benahi Industri Kreatif: Banyak Keluhan dari Anak Muda

11 Januari 2024

Mahfud Md Janji Benahi Industri Kreatif: Banyak Keluhan dari Anak Muda

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD berjanji untuk membenahi sektor ketenagakerjaan industri kreatif.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Isu yang Dibawa Mahfud di Debat Cawapres: Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Industri Kreatif

21 Desember 2023

Ganjar Ungkap Isu yang Dibawa Mahfud di Debat Cawapres: Target Pertumbuhan Ekonomi hingga Industri Kreatif

Ganjar Pranowo mengungkapkan sejumlah isu yang akan dibawa oleh calon wakil presiden Mahfud MD dalam debat cawapres

Baca Selengkapnya

3 Gagasan Capres-Cawapres Soal Pendidikan, Begini Kata Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo

17 Desember 2023

3 Gagasan Capres-Cawapres Soal Pendidikan, Begini Kata Anies Baswedan, Prabowo, Ganjar Pranowo

Apa saja gagasan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin, Prabowo-Gibran, Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk tema pendidikan?

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf soal RPP Kesehatan: Industri Kreatif Dirugikan, Multiplier Effect Hilang hingga Ancaman PHK

30 November 2023

Kemenparekraf soal RPP Kesehatan: Industri Kreatif Dirugikan, Multiplier Effect Hilang hingga Ancaman PHK

Kemenparekraf menilai perlunya kajian lebih dalam terhadap RPP Kesehatan karena berpotensi membawa dampak negatif bagi industri kreatif di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

7 Contoh Ekonomi Kreatif yang Memiliki Peluang Besar

30 Agustus 2023

7 Contoh Ekonomi Kreatif yang Memiliki Peluang Besar

Ekonomi kreatif semakin populer dan menjanjikan. Berikut adalah contoh ekonomi kreatif yang ada di Indonesia dan berpeluang besar,

Baca Selengkapnya

Gurita Bisnis Vindes Corp, Terbaru Gelar 'Bahkan Voli'

29 Agustus 2023

Gurita Bisnis Vindes Corp, Terbaru Gelar 'Bahkan Voli'

Vindes Corp, perusahaan yang didirikan Vincent Rompies dan Deddy Mahendra Desta per Agustus 2021, terus membuat gebrakan. Ini gurita bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Prioritas Cetak Lapangan Kerja kepada Kaum Milenial

12 Agustus 2023

Anies Baswedan Sebut Prioritas Cetak Lapangan Kerja kepada Kaum Milenial

Calon Presiden Anies Baswedan menyampaikan pentingnya mencetak lapangan kerja dan pertumbuhan UMKM saat bertemu kaum milenial di Magelang.

Baca Selengkapnya

BCA UMKM Fest 2023 Digelar Sebulan Secara Hybrid, Bakal Dihadiri 1.400 Pelaku Industri Kreatif

10 Agustus 2023

BCA UMKM Fest 2023 Digelar Sebulan Secara Hybrid, Bakal Dihadiri 1.400 Pelaku Industri Kreatif

PT Bank Central Asia Tbk menggelar BCA UMKM Fest 2023 untuk mendorong potensi ekonomi dari sektor usaha mikro kecil menengah.

Baca Selengkapnya