Ini Sejarah Jatuh Bangun Bisnis Penerbangan

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 4 Februari 2014 05:20 WIB

Merpati Nusantara. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO , Jakarta: Gurihnya bisnis penerbangan di Indonesia tak berjalan mulus. Dalam perkembangan transportasi udara beberapa maskapai nasional sempat berhenti beroperasi. Hal ini di antaranya disebabkan pertumbuhan bisnis dengan rute yang tidak merata, maskapai fokus pada tarif murah, efisiensi perusahaan serta usaha peningkatan pendapatan. (Baca juga : Merpati Tak Terbang Sampai 5 Februari 2014 )

Merpati Nusantara Airlines (PT Merpati Nusantara Persero) perusahaan berpelat merah yang telah beroperasi sejak 1962 ini sejak minggu lalu telah menutup beberapa kantor dan meniadakan penerbangan hingga rencananya 5 Februari 2014. Hal ini dikarenakan adanya penurunan pemasukan serta kepercayaan masyarakat dan agen. (Lihat juga : Merpati Tutup Konter Pelayanan Tiket di Juanda)

Sejumlah maskapai Indonesia yang mengalami kemunduran :

Sempati Air
, berdiri pada 16 Desember 1968. Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998 menyebabkan biaya operasional melambung. Gagalnya penawaran umum perdana saham (IPO) yang direncanakan pada 1996. Ditambah dengan sisa utang ekspansi membuat kondisi keuangan semakin terpuruk hingga tutup pada 5 Juni 1998.

Air Wagon Internasional Airline (Awair) berdiri tahun 2000. Kondisi finansial akibat ditinggalkan beberapa pendirinya membuat Awair menghentikan operasionalnya pada tahun 2001. AirAsia melihat peluang investasi. Awair diambil alih oleh AirAsia dengan mengubah orientasi bisnis perusahaan menjadi maskapai penerbangan berbiaya rendah dan mengganti nama Awair menjadi PT Indonesia Air Asia. (Berita lain : Tim Evaluasi Laporan Keuangan Maskapai Dibutuhkan)

Bouraq Indonesia Airlines berdiri 1 April 1970. Kalah bersaing dengan kompetitor akibat strategi perawatan yang kurang tepat. Tidak beroperasinya armada semakin membuat kondisi keuangan yang terus terpuruk sejak 2004. Hal ini membuat pemerintah mencabut ijin terbang pada 2007.

Adam Air berdiri 19 Maret 2008. Pemerintah menutup Adam Air pada 19 Maret 2008 karena dianggap tidak ada perbaikan dalam segi keselamatan penerbangan. PT Bhakti Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport sempat berniat menyelamatkan maskapai ini dengan membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman. Karena tidak ada perubahan kinerja maka Global air Transport pun menarik sahamnya pada 14 Maret 2008.

Linus Airways (Lintasan Nusantara) berdiri pada 2004 dengan izin udara tahun 2008. Maskapai ini mengalami kesulitan likuiditas sehingga pemerintah mencabut sementara ijin layanannya pada tanggal 27 April 2009.

Jatayu Airlines berdiri tahun 2000. Pemerintah mencabut ijinnya pada Juni 2007 karena dianggap belum memenuhi standar pengoperasian penerbangan komersial yaitu jumlah armada yang kurang dari lima pesawat. Pemerintah meminta maskapai ini melakukan restrukturisasi bisnisnya.

Star Air berdiri pada tahun 2000. Kalah bersaing dengan kompetitor. Biaya operasional yang tinggi membuat maskapai ini tidak aktif beroperasi dan dicabut ijinnya pada 2008.

Mandala Airlines berdiri tahun 1969. Akibat kondisi keuangan yang terpuruk. Tahun 2006 maskapai ini menjual kepemilikannya kepada Cardig International (51%) dan Indigo Partners (49%). Maskapai ini mengalami persoalan internal dengan perusahaan penyewaan pesawat. Gagal bayar (default) terkait pembayaran sewa pesawat. Mandala menghentikan operasionalnya pada Januari 2011. Saratoga Group dan Tiger Airways mengambil alih kepemilikan sehingga April 2012 dapat kembali beroperasi.

Batavia Air berdiri 5 Januari 2002. Akibat kondisi keuangan yang memburuk. PT Metro Batavia digugat oleh perusahaan penyewaan pesawat dan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada 30 Januari 2013. (Berita terkait : Batavia Pailit, Agen Travel Akan Mengadu ke DPR )

Merpati Nusantara Airlines (PT Merpati Nusantara Persero) berdiri pada 1962. Kondisi keuangan melilit maskapai ini, utang Merpati lebih banyak ke perusahaan negara, bukan ke pihak swasta. Maskapai ini salah satu yang menyandang rapor merah BUMN. 27 Januari 2014 melakukan pemangkasan rute penerbangan, hanya mengoperasikan dua Boeing, tiga pesawat MA60, satu pesawat Cassa serta dua pesawat twinotter DHC-6. Penurunan cash in serta kepercayaan masyarakat dan agen menyebabkan kegiatan operasional maskapai itu tidak bisa dilanjutkan lagi. Merpati rencananya meniadakan penerbangan hingga 5 Februari 2014. Selain itu, Merpati pun men-suspend semua izin rute hingga akhir Februari 2014. Kendala yang dihadapi Merpati diantaranya sistem reservasi harus dibayar pada 31 Januari 2014, tuntutan gaji karyawan yang harus dipenuhi, maskapai wajib melunasi dan melakukan pembayaran untuk termin selanjutnya, keterbatasan kemampuan membeli bahan bakar serta biaya pengembalian tiket.





DINA |PDAT


Terpopuler :

Menpera Sebut Proyek 1.000 Tower Gagal karena Foke

Merpati Tak Terbang Sampai 5 Februari 2014

Pengakuan Menteri Suswono Soal Beras Impor

Hari Ini, Harga Emas Antam Anjlok Rp 7.000

Stop Terbang, Merpati Tetap Jalankan KSO

Gita Wirjawan Tak Penuhi Panggilan KPPU

Berita terkait

Terobosan Pertamina Gunakan Green Energy di Industri Penerbangan

36 hari lalu

Terobosan Pertamina Gunakan Green Energy di Industri Penerbangan

Kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur telah diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015

Baca Selengkapnya

Insiden Pilot Batik Air Tertidur: Keunggulan FBW dalam Industri Penerbangan Modern

51 hari lalu

Insiden Pilot Batik Air Tertidur: Keunggulan FBW dalam Industri Penerbangan Modern

Teknologi di industri penerbangan ini telah melengkapi semua pesawat Airbus termasuk A220 sejak A320 pertama, pada 1988

Baca Selengkapnya

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

53 hari lalu

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

KNKT menjelaskan kronologi pilot-kopilot Maskapai Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta. Ada 153 penumpang dalam pesawat.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

53 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Diskon 75 Persen Tiket ke Jakarta Setelah Lebaran, Siapkan Frekuensi Tambahan

54 hari lalu

Garuda Indonesia Diskon 75 Persen Tiket ke Jakarta Setelah Lebaran, Siapkan Frekuensi Tambahan

Garuda Indonesia menyiapkan promo tiket setelah Lebaran ke Jakarta berupa diskon hingga 75 persen. Ada penambahan frekuensi untuk sejumlah rute.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Ungkap Sederet Tantangan di Industri Penerbangan, dari Jumlah Pesawat Susut hingga...

28 Oktober 2023

Asosiasi Ungkap Sederet Tantangan di Industri Penerbangan, dari Jumlah Pesawat Susut hingga...

Ada 584 unit pesawat di Indonesia yang digunakan untuk kegiatan penerbangan niaga.

Baca Selengkapnya

Surya Airways Pemain Baru di Industri Penerbangan, Berikut Peluang dan Tantangannya

23 Oktober 2023

Surya Airways Pemain Baru di Industri Penerbangan, Berikut Peluang dan Tantangannya

Surya Airways, maskapai baru di Indonesia, berusaha memasuki industri penerbangan pasca pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Australia Menolak Penambahan Penerbangan Qatar Airways

7 September 2023

Australia Menolak Penambahan Penerbangan Qatar Airways

Australia menyangkal alasan penolakan jadwal penerbangan tambahan Qatar Airways karena persaingan bisnis dengan Qantas.

Baca Selengkapnya

Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok

31 Agustus 2023

Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, angka kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pada semester pertama tahun ini anjlok

Baca Selengkapnya

Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan

12 Juni 2023

Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri acara penandatangan nota kesepakatan (Mou) antara AirNav Indonesia dengan Boeing Company di Menara Astra, Jakarta, pada Senin, 12 Juni 2023.

Baca Selengkapnya