Sejumlah pembeli mencari pakaian imlek dikawasan Pasar Glodok, Jakarta, (30/1). Menyambut Imlek ke 2565 masyarakat Tionghoa memadati kawasan pecinan Glodok untuk membeli kebutuhan Imlek seperti hiasan, bunga dan pakaian. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Tutum Rahanta mengatakan transaksi penjualan retail pada tahun baru Cina (imlek) tahun ini akan mengalami peningkatan sebesar 5-10 persen dari hari biasa. Peningkatan penjualan ini diprediksi selama satu hinga dua pekan.
"Jelas ada peningkatan akan tetapi tidak signifikan. Karena yang meramaikan Imlek jumlahnya tidak sebanyak dengan yang merayakan lebaran," katanya kepada Tempo melalui sambungan telepon, Kamis malam, 30 Januari 2014. (Baca juga : Kapolri Pastikan Perayaan Imlek Aman)
Menurut Tutum, atribut perayaan imlek, seperti bungkusan uang atau angpao dan lampion sedang ramai di pasaran. Namun penjualan pakaian, terutama yang berwarna merah, kata Tutum paling pesat peningkatannya. (Baca juga : Imlek, Ahok Pilih Bersama Prabowo Subianto)
Tutum mengatakan penjualan pertokoan di kota besar meningkat dibanding di kota kecil pada saat Imlek. Pasalnya, masyarakat yang merayakan tahun baru Cina lebih banyak berdomisili di kota-kota besar. "Walaupun setelah Imlek, biasanya mereka pulang ke kampung untuk kumpul bertemu saudara dan keluarganya," katanya.