TEMPO.CO, Jakarta - Penerbangan perdana Citilink di Bandara Halim Perdanakusuma tak lepas dari delay atau keterlambatan. Setelah terhalang seremoni pada pagi hari, penerbangan kedua Citilink juga terlambat satu jam dari jadwal.
Penerbangan kedua rute Jakarta-Yogyakarta yang sedianya berangkat pada Jumat, 10 Januari 2014, pukul 11.20 WIB molor hingga satu jam. Penumpang baru bisa boarding pada pukul 12.45 WIB. Tempo yang menumpang pesawat bernomor QG100 tersebut menerima notifikasi dari awak kabin, yang menyatakan keterlambatan disebabkan masalah operasional.
Saat penumpang menunggu di terminal, tidak ada petugas yang mengumumkan keterlambatan tersebut. Papan pengumuman yang ada di ruang tunggu pun tidak menampilkan informasi tentang keterlambatan pesawat dan penyebabnya. Setelah menunggu, para penumpang akhirnya dipanggil untuk boarding.
Sempat terjadi keributan kecil ketika beberapa penumpang dari pesawat yang seharusnya berangkat pukul 12.50 WIB ikut mengantre. Kericuhan itu terjadi lantaran petugas menyampaikan pengumuman dengan berteriak-teriak, tanpa pengeras suara. "Makanya, diumumkan dong pakai loudspeaker," kata salah seorang penumpang.
Sebelumnya, kedatangan pesawat perdana dari Yogyakarta di Bandara Halim pada pukul 07.00 WIB tertunda beberapa menit karena harus menunggu seremoni peresmian Bandara Halim. Hal ini berdampak pada delay penerbangan pertama dari Bandara Halim menuju Malang, Jawa Timur. Pesawat tersebut telat hingga satu jam, sehingga baru lepas landas pukul 08.35 WIB.
Puncak Arus Balik Nataru, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Pesawat 935 Ribu Orang
1 Januari 2024
Puncak Arus Balik Nataru, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Pesawat 935 Ribu Orang
PT Angkasa Pura II memperkirakan puncak arus bali libur Natal dan Tahun baru (Nataru) di 20 Bandara yang dikelola perusahaan pelat merah itu akan terjadi besok, Selasa 2 Januari 2024.
Bandara Kertajati Ditargetkan Layani 32 Penerbangan Per Hari, Strateginya?
16 Oktober 2023
Bandara Kertajati Ditargetkan Layani 32 Penerbangan Per Hari, Strateginya?
Muhammad Awaluddin menargetkan pergerakan pesawat di Bandara Kertajati akan lebih tinggi dari Bandara Husein Sastranegara pada tahap awal perpindahan penerbangan.