Gubernur BI Lontarkan Ide Deposito Bebas Pajak  

Rabu, 27 November 2013 19:48 WIB

Gevernor Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyinggung kebijakan deposito bebas pajak untuk menarik pulang dana orang Indonesia di luar negeri. Dana-dana tersebut dinilai bisa dimanfaatkan untuk pembiayaan di Tanah Air. "Jadi kita tidak perlu pinjam dari pasar keuangan global, hanya pinjam dari orang rantau di luar negeri," kata Agus dalam pidatonya di acara Kompas100 CEO Forum di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, 27 November 2013.

Agus menjelaskan, ide itu menjawab pertanyaan pengamat ekonomi Christianto Wibisono ihwal kebijakan yang bisa diterapkan untuk menarik dana orang Indonesia di Singapura yang diperkirakan mencapai Rp 1.600 trliun.

Kebijakan deposito bebas pajak tersebut, kata Agus, sudah diterapkan di India. Hasilnya, negara tersebut tak banyak meminjam valas dari pasar global. Agus tampaknya lebih melihat peluang penerapan kebijakan semacam ini daripada memberlakukan tax amnesty. "Itu (tax amnesty) tidak fair bagi pengusaha yang sudah tertib bayar pajak dan semakin tertib," kata dia.

Menteri Keuangan Chatib Basri juga tak menyarankan adanya tax amnesty. Alasannya, secara politik, kebijakan itu sulit dilakukan dan ia tak yakin secara legal kebijakan itu dimungkinkan. "Kalau misal uang berasal dari sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, bagaimana itu?" kata dia.

Menurut Chatib, hal yang paling mungkin dilakukan adalah menjaga stabilitas makro sehingga dana-dana tersebut mengalir ke dalam negeri dalam bentuk investasi. "Kecenderungannya sudah ada lebih dari Rp 100 triliun uang itu kembali juga dalam bentuk FDI, portofolio, tapi ini gradual," ujar Chatib. Kuncinya, tambah Chatib, adalah memperbaiki defisit transaksi berjalan dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Presiden Direktur Bank Central Asia, Jahja Setiaatmadja berpendapat, ide deposito bebas pajak bisa saja menarik dana orang Indonesia di luar negeri. "Karena itu masalah sensitivity orang terhadap bunga, kalau dibebaskan dari pajak tentu akan menarik," kata dia. Ia menjelaskan, dana-dana orang Indonesia yang ditempatkan di luar negeri dimanfaatkan oleh negara lain. Kalau dana itu bisa diinvestasikan di Indonesia dan dimanfaatkan untuk ekonomi Indonesia, dampaknya akan sangat positif.

MARTHA THERTINA




Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

22 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya