Dalam rangka mengawasi stok daging untuk kebutuhan puasa dan Idul Fitri, Menteri Pertanian Suswono meninjau sebuah sentra pembibitan sapi di Baros, Serang (28/5). ANTARA/Asep Fathulrahman
"Itu yang kami sayangkan, kenapa masih bisa terjadi padahal impor sudah terbuka," kata Suswono di kantornya, Senin, 19 November 2013.
Dia mengatakan, dengan harga tinggi ini, terbukti bahwa permasalahan harga bukan akibat hambatan perizinan dari Kementerian Pertanian. "Sekarang ini Kementerian Pertanian hanya mengurusi teknis kesehatan hewan saja," ujarnya.
Suswono menduga ada permainan harga dari para pelaku usaha. "Kami khawatirkan asosiasi-asosiasi importir menjadi kartel baru," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, juga merasa gerah dengan harga sapi yang tak kunjung turun. Padahal, sejumlah pelonggaran impor telah dilakukan. Di antaranya, mempercepat sapi bakalan impor, pemberian rekomendasi teknis, dan surat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan untuk impor sapi bakalan impor triwulan keempat. "Sudah saatnya ada tim independen yang mengevaluasi secara obyektif," ujarnya.
Menurut Syukur, tim independen diharapkan dapat menguak fenomena kenaikan harga daging sapi, apakah akibat kurang pasokan atau faktor lain yang mendistorsi pasar. Nantinya, anggota tim bisa berasal dari wakil akademisi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan wakil pemerintah.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, harga daging sapi nasional pada hari ini masih Rp 92.879 per kilogram. Harga tersebut lebih tinggi Rp 1.879 dari harga daging sapi di Jakarta sebesar Rp 91.000 per kilogram.