BBJ Akan Segera Perdagangkan Minyak Mentah

Reporter

Editor

Rabu, 15 Desember 2004 19:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akan segera memperdagangkan minyak mentah dan gas alam (migas). Dengan diluncurkannya kontrak berjangka produk migas ini, BBJ berharap bisa menjadi tempat melakukan lindung nilai terhadap harga minyak mentah yang sering mengalami gejolak maupun sebagai tempat untuk berinvestasi.Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Hasan Zein Mahmud mengatakan, kontrak gulir berkala untuk minyak mentah dan gas alam ini akan mengacu pada harga kontrak berjangka di New York Mercantile Exchange (NYMEX).Selain produk komoditas migas, kontrak gulir berkala juga menyediakan komoditas berjangka kapas, kopi, gula, dan kakao yang mengacu pada harga kontrak berjangka di New York Board of Trade (NYBOT).BBJ pun akan mengembangkan kontrak bergulir berkala akan seperti minyak kelapa sawit (CPO) dan emas. Menurut Hasan, pialang yang saat ini sudah siap untuk mentransaksikan kontrak tersebut adalah PT Maxgain International Futures. Pada dasarnya, menurut Hasan, kontrak gulir berkala merupakan kontrak yang mengacu pada harga bulan kontrak berjangka yang aktif diperdagangkan di luar negeri, tanpa waktu jatuh tempo karena selalu otomatis diperpanjang ke hari berikutnya. Kontrak gulir berkala ini merupakan pengembangan BBJ terhadap kontrak non-keuangan. Selama ini perdagangan BBJ didominasi kontrak keuangan. Dia mengatakan, ketertinggalan pengembangan kontrak non-keuangan, karena pengembangan jenis ini membutuhkan waktu, tenaga, biaya yang lebih besar, serta pasar yang sempit dibandingkan kontrak keuangan. Berdasarkan data BBJ, sampai dengan November 2004 volume perdagangan BBJ sebanyak 833.999 lot. “Ini berarti selama tahun 2004, BBJ berhasil membukukan transaksi rata-rata 3.800 lot per hari,” kata Hasan disela-sela perayaan empat tahun beroperasinya BBJ.Sementara itu, BBJ memberikan penilaian kepada lima pialang terbaik, yakni PT Valbury Asia Futures, PT Solid Gold Berjangka, PT Millenium Penata Futures, PT Pacific Duaribu Futures,dan PT Harum Dana Berjangka. Penilaian ini berdasarkan tiga kriteria, yakni kontribusi pada pendapatan BBJ, jumlah rekening nasabah dan ketepatan mmenyampaikan laporan. Yuliawati/Agus Salim - Tempo
BBJ

Berita terkait

Target Transaksi Timah 40 Ribu Ton di 2023, BBJ Pantau Persetujuan RKAB Smelter

12 April 2023

Target Transaksi Timah 40 Ribu Ton di 2023, BBJ Pantau Persetujuan RKAB Smelter

Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengatakan target transaksi timah itu cukup realistis.

Baca Selengkapnya

Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap

16 Agustus 2017

Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap

Potensi Investasi lewat perdagangan berjangka ke Indonesia Timur dinilai belum tergarap secara maksimal.

Baca Selengkapnya

Bappebti Gencarkan Penggunaan Sistem Transaksi Multilateral  

31 Maret 2016

Bappebti Gencarkan Penggunaan Sistem Transaksi Multilateral  

Para pelaku usaha dapat memanfaatkan satu atau dua sistem untuk transaksi kontrak berjangka multilateral ini.

Baca Selengkapnya

Transaksi Bilateral di Bursa Berjangka Jakarta Meningkat  

15 Oktober 2015

Transaksi Bilateral di Bursa Berjangka Jakarta Meningkat  

Dibanding dengan periode yang sama (Juli-September) 2014, kenaikannya cukup signifikan, yakni sebesar 29 persen.

Baca Selengkapnya

Jakarta Future Exchange Akan Buka Pasar Teh Pertama di Dunia  

13 Oktober 2015

Jakarta Future Exchange Akan Buka Pasar Teh Pertama di Dunia  

Teh dipilih karena teh Indonesia memiliki karakter berbeda dibandingkan teh dari negara lain. Pasar teh future ini akan diluncurkan November mendatang.

Baca Selengkapnya

BBJ: Obligasi Negara Diharapkan Juni Bisa Diluncurkan

21 Mei 2015

BBJ: Obligasi Negara Diharapkan Juni Bisa Diluncurkan

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi tidak menjamin bisa memberikan lampu hijau atas peluncuran obligasi negara berjangka.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK: Eks Kepala Bappebti Aktif Himpun Duit  

22 Oktober 2014

Jaksa KPK: Eks Kepala Bappebti Aktif Himpun Duit  

Ada permintaan fee dari Syahrul untuk keperluan operasional.
Uang yang terkumpul sejak 2011 hingga 2013 mencapai Rp 1,675
miliar.

Baca Selengkapnya

Perdagangan di Bursa Timah BKDI Dinilai Tak Fair  

22 September 2014

Perdagangan di Bursa Timah BKDI Dinilai Tak Fair  

Fasilitas bonafide trade memberikan jalan tol kepada segelintir penjual dan pembeli untuk bertransaksi tanpa pencatatan di bursa lebih dulu.

Baca Selengkapnya

Tertekan Bursa London, Bursa Timah Sepi Transaksi  

22 September 2014

Tertekan Bursa London, Bursa Timah Sepi Transaksi  

Tidak adanya tim independen di Komite Timah membuat harga bursa BKDI kalah kompetitif dengan Bursa Logam London (LME).

Baca Selengkapnya

Harga Teh Akan Melantai di Bursa

2 September 2014

Harga Teh Akan Melantai di Bursa

Rencana memasukkan komoditas ini di bursa berkat pembentukan Asosiasi Pedagang Teh Indonesia (Aspegtindo), kemarin.

Baca Selengkapnya