Pemerintah Masih Evaluasi Kapasitas Lion Air  

Reporter

Senin, 4 November 2013 14:41 WIB

Pesawat Lion Air. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan, Direktorat Angkutan Udara masih menggelar rapat evaluasi terhadap kapasitas Lion Air. "Hasilnya belum keluar," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan saat dihubungi Tempo, Senin, 4 November 2013.

Selain mengevaluasi kapasitas Lion Air, ia juga mengatakan, Kementerian juga menyelidiki peristiwa pecahnya ban pesawat maskapai itu pada Sabtu pekan lalu.

Kementerian Perhubungan menyatakan ban pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 351 dengan rute Padang-Cengkareng ditemukan pecah di Bandara Soekarno-Hatta. Saat itu pesawat membawa 198 penumpang. "Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 07.35 WIB," ujar Bambang.

Saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, ada gangguan pada alat antiskid sehingga berdampak pada ban. Ban diketahui pecah saat berada di parking stand pesawat. "Tapi saat mendarat tidak masalah," ucapnya.

Pesawat tersebut seharusnya digunakan untuk terbang kembali ke Surabaya dengan nomor penerbngan JT 572 pada 08.15 WIB. Namun, karena ban pecah, Lion Air mengoperasikan pesawat cadangan. Pesawat bernomor registrasi PK-LGW yang pecah ban itu berhasil diperbaiki dan bisa dugunakan kembali.

"Kejadian itu bukan pelanggaran ketentuan keselamatan penerbangan," kata Bambang.

Profesor pada Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Mardjono Siswosuwarno, menyebut pecah ban pada pesawat bukan hal baru. "Ada beberapa penyebabnya," ujarnya.

Ia menjelaskan, tekanan ban pesawat berkisar antara 150-200 psi. Tekanan tersebut serupa dengan enam hingga tujuh kali tekanan ban mobil.

"Jika pesawat mendarat, bannya terkunci, kemudian dia bergeser dan aus, kanvasnya bisa kena dan ban akhirnya pecah," ucapnya.

Mardjono mengungkapkan, ban pesawat bisa terkunci jika mengenai air di landasan. Kemungkinan lain penyebab ban pesawat pecah adalah ban yang menipis, tidak bisa berputar sehingga bergesekan dengan landasan. Namun, menurut dia, tipisnya ban sebagai penyebab pecah ban merupakan kasus khusus.

Kondisi velg ban yang terbuka juga bisa menjadi penyebab pecah ban pada pesawat. Mardjono menjelaskan, pelek atau wheel hub ban pesawat diikat oleh 16 baut di sisi kiri dan kanan. Jika satu sampai empat baut putus, udara dari dalam ban bisa keluar dan akhirnya membuat ban pecah.

"Bisa juga ban menginjak benda asing yang cukup tajam di landasan," kata Mardjono. Lebih lanjut, ia mengatakan, penggunaan ban vulkanisir bukan menjadi penyebab pecahnya ban pesawat. Mardjono menjelaskan, ban pesawat memang seharusnya direkondisi melalui pemasangan telapak baru setiap 50 kali pendaratan.



MARIA YUNIAR

Berita terkait

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

2 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

3 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

7 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

8 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

8 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

11 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

14 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

19 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

20 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

25 hari lalu

Mengapa Bisa Terjadi Perut Kembung Saat Penerbangan dan Apa Saja Dampaknya?

Perut kembung pada saat bepergian dengan penerbangan pesawat kerap terjadi karena perubahan tekanan udara dan pola makan.

Baca Selengkapnya