Delay 7 Jam, Lion Air Mengaku Kekurangan Ban Serep

Reporter

Jumat, 18 Oktober 2013 23:04 WIB

Ratusan calon penumpang Lion Air dan Batavia Air menuntut kompensasi ke pihak maskapai di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Selasa (18/7) malam. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta -- Keterlambatan penerbangan maskapai Lion Air selama tujuh jam di rute Padang - Jakarta Kamis kemarin disebabkan kurangnya ban cadangan pesawat. "Kami memutuskan untuk tidak mengoperasikan pesawat yang seharusnya ganti ban," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat ditemui di kantornya pada Jumat, 18 Oktober 2013.

Edward berdalih tipisnya stok ban serep karena tertahan di pelabuhan Tanjung Priok. Ban berjumlah empat kontainer atau 800 unit itu, menurut Edward, tertahan karena proses administrasi dan dokumentasi tambahan yang harus dilengkapi. "Juga bertepatan dengan adanya libur panjang hari raya Idul Adha," katanya.

Penundaan penerbangan bertambah ricuh karena pembayaran kompensasi kepada penumpang tidak lancar. Menurut Edward ketidaklancaran itu disebabkan petugas Lion Air kehabisan dana tunai. Sebagai antisipasi penumpang diminta menuliskan nomor rekening masing-masing. Dana kompensasi delay akan ditransfer menyusul. Menurut Edward cara ini dipilih mengacu peraturan Menteri Perhubungan. "Hingga saat ini, belum selesai proses pembayaran kompensasinya."

Dia mengklaim kompensasi total yang mencapai Rp 3 miliar sudah termasuk ongkos makan malam penumpang, dan biaya hotel untuk penumpang yang diterbangkan keesokan harinya. Adapun penerbangan Batam-Jakarta yang ditunda hingga keesokan harinya, penumpang diberikan akomodasi penginapan di hotel.

Delay ini menyebabkan Edward pesimistis perseroan mampu mencapai target 92 persen on-time performance (OTP). Hingga September lalu OTP tercapai hanya 63 persen. Edward mengakui kesalahan ada pada pihak Lion Air. Kesalahan disebabkan manajemen yang tidak cekatan mengantisipasi regulasi untuk kelengkapan penerbangan. Penyebab keterlambatan di antaranya 8 persen gangguan teknis, 2 persen komersil, 17 persen cuaca, dan 50 persen otoritas.

Edward membantah bahwa Lion Air tidak berupaya memperbaiki kinerja. "Kami diawasi oleh expert airline dari Eropa," katanya. Manajemen juga merogoh Rp 150 miliar untuk training ground-staff. (Baca: Sering Delay, Lion Air Dibela Menteri Perhubungan)

Sebelumnya, pada Kamis, 17 Oktober, beberapa rute penerbangan Lion Air, di antaranya Jakarta - Makassar, Jakarta - Padang, Jakarta - Batam, dan Jakarta - Surabaya mengalami penundaan lebih dari 4 jam. "Kami memohon maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang terjadi," kata Edward.


ISMI DAMAYANTI

Berita terkait

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

7 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

26 hari lalu

Berburu Tiket Murah dengan Teknik Skiplagging, Apa Itu?

Apakah sudah pernah mendengar istilah skiplagging sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

27 hari lalu

Alasan Wisatawan Disarankan Menggunakan Hand Luggage Saat Bepergian

Jika ingin menghemat waktu selama penerbangan wisatawan disarankan menggunakan hand luggage

Baca Selengkapnya

Tertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang

28 hari lalu

Tertarik Menjadi Pramugari? Ini 5 Hal yang Sering Disalahpahami Banyak Orang

Seorang pramugari mengatakan banyak kesalahpaman tentang profesi pramugari

Baca Selengkapnya

5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

32 hari lalu

5 Hal Penting untuk Memudahkan Mudik Menggunakan Pesawat Terbang

Memesan tiket jauh hari sebelum mudik bisa menghindari naiknya harga tiket.

Baca Selengkapnya

Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

33 hari lalu

Posisi Kursi Pesawat yang Lebih Luas untuk Kaki Ini Disertai Tanggung Jawab Besar

Barisan kursi pesawat ini memiliki ruang yang cukup lega untuk kaki tapi menurut pramugari tidak semua orang bisa duduk di situ

Baca Selengkapnya

Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

37 hari lalu

Mengenang Wafatnya Bapak Dirgantara Indonesia, Nurtanio Pringgoadisuryo

Sayangnya saat Nurtanio memasuki sekolah penerbangan di era kolonial Jepang itu dirinya hanya disuruh untuk mendorong dan membersihkan pesawat terbang

Baca Selengkapnya

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

24 Februari 2024

Tips Mengatasi Anak Menangis di Pesawat Terbang

Momen anak menangis di pesawat terbang bisa menggangu wisatawan lain. Cara ini dapat membantu para orang tua menenangkan anak menangis

Baca Selengkapnya

5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang

11 Februari 2024

5 Makanan yang Dilarang Masuk Kabin Pesawat Terbang

Bberapa negara melarang makanan tertentu dimasukkan ke dalam tas jinjing di kabin pesawat terbang

Baca Selengkapnya

5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang

11 Februari 2024

5 Tips Menjaga Kebersihan Berpergian dengan Pesawat Terbang

Beberapa tips ini dapat membantu penumpang yang tetap ingin menjaga kebersihan selama di pesawat terbang

Baca Selengkapnya