Suasana pemadaman listrik dikawasan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (2/10). Sejumlah daerah di Jakarta Selatan mengalami pemadaman listrik yang disebabkan oleh terjadinya kebakaran di Gardu induk Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cililitan, Cawang, Jakarta Timur. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta -Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto menyatakan persoalan krisis listrik di Sumatera disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi listrik yang meningkat tajam. "Pertumbuhannya di luar prediksi," kata Bambang di Jakarta Jumat 11 Oktober 2013.
PLN memprediksi pertumbuhan konsumsi listrik ada di kisaran 9-11 persen. “Termyata 12 persen,” kata Bambang. Selain itu proyek pembangunan pembangkit listrik di Sumaterra juga terlambat. "PLTU Teluk Sirih terlambat penyelesaiannya," kata dia. Akibatnya, tambahan daya yang dibutuhkan belum dapat dipasok.
Akumulasi dari penyebab-penyebab tersebut, kata Bambang, yang membuat Sumatera mengalami pemadaman listrik yang seperti tidak biasa. Faktor kemarau juga mempengaruhi. "Kemarau dan PLTU yang belum selesai," kata dia. Sebelumnya, menurut dia, musim kemarau tahun lalu cadangan listrik Sumatera aman dan tak ada pemadaman. Bambang mengatakan perusahaan melakukan antisipasi dengan menyewa tambahan tenaga diesel untuk melayani masyarakat.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.