Sejumlah buruh memetik daun tembakau, di Deaa Nyalabu Laok, Pamekassan, Jatim, Rabu (25/7). ANTARA/Saiful Bahri
TEMPO.CO, Sumenep - PT Gudang Garam Tbk mulai membeli tembakau hasil panenan petani mulai hari ini. Menyusul gagal panen ribuan petani, Gudang garam berani menaikkan harga beli dengan mematok harga hingga Rp 36 ribu perkilogram untuk tembakau kualitas A dan Rp 20 ribu untuk tembakau kualitas B.
Kuasa pembelian PT Gurang Garam Tbk di Kabupaten Sumenep, Fredy Kustianto mengatakan harga tersebut lebih mahal dibanding tahun lalu yang berkisar antara Rp 18 ribu untuk kualitas B dan Rp 34 ribu untuk kualitas A. "Ini sesuai intruksi PT Gudang Garam Kediri," katanya, Senin 16 September 2013.
Harga yang ditetapkan Gudang Garam, kata Fredy dinilainya cukup berani karena kualitas tembakau tahun ini lebih rendah dibanding tahun sebelumnya mengingat terjadinya anomali cuaca. "Tapi tetap kami hargai tinggi, sebagai bentuk kepedulian," ujarnya.
Meski harga tinggi, Fredy mengungkapkan, target pembelian tembakau PT Gudang Garam di Sumenep menurun. Jika tahun 2012 lalu sebanyak 2.000 ton, tahun ini hanya 1.600 ton. "Bisa lebih banyak, tergantung kwalitas tembakau yang dijual petani," ungkapnya.
Sejumlah petani tembakau di Desa Batuan menilai harga tersebut hanya berlaku untuk tingkat pengepul tembakau. Petani tidak bisa mendapatkan harga bagus karena produksi mereka masih harus melewati para pengepul. Menurut Amir, petani tembakau, tidak sembarang orang bisa menjual langsung tembakau ke gudang. "Kalau petani pasti harganya di bawah itu," kata Amir.
Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumenep menyebutkan total luas areal lahan yang diproyeksikan ditanami tembakau tahun ini sebanyak 19 ribu hektare. Namun akibat kemarau basah, hanya sembilan ribu hektare di antaranya yang ditanami tembakau.
