Pengusaha Desak Pemerintah Stabilkan Rupiah  

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 15:46 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Impor (GPEI) Toto Dirgantoro mengharapkan pemerintah segera menstabilkan nilai tukar rupiah. Para pelaku dunia usaha mulai merasakan peningkatan biaya usaha seiring dengan terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Peningkatan biaya usaha terutama dirasakan pengusaha yang mengimpor. Terjadi selisih nilai tukar pada saat perhitungan awal dan pada saat barang impor masuk dan LC (Letter of Credit) harus cair. "Misalnya tiga bulan lalu LC ditandatangani dengan harga sekitar Rp 9.000 per dolar AS. Dekarang ketika membayar LC, kurs sudah di atas Rp 10.000," kata Toto ketika dihubungi Tempo, Rabu, 21 Agustus 2013.

Toto mencontohkan jika pengusaha mendapat kredit US$ 1 juta, setiap terjadi pelemahan Rp 100 per dolar AS, pengusaha mendapat tambahan biaya Rp 100 juta. Kondisi ini akan membuat impor menurun. "Impor akan turun, terutama untuk industri yang bahan bakunya impor, tetapi pasarnya di dalam negeri," kata Toto.

Salah satu sektor yang akan terguncang dengan pelemahan nilai tukar adalah industri barang elektronik. Penguatan nilai dolar akan membuat biaya impor meningkat sehingga jual harga barang elektronik, seperti telepon seluler, naik.

Akan tetapi, penguatan nilai dolar sekaligus akan menguntungkan pengusaha yang ekspor dengan menggunakan bahan baku lokal. Eksportir yang menggunakan bahan baku lokal bisa lebih bersaing. Sedangkan industri berorientasi ekspor, tetapi bahan bakunya masih diimpor, tak akan mendapat pengaruh signifikan. "Pelemahan rupiah ini belum tentu eksportir diuntungkan. Kami ini kan bukan pemain valas sehingga yang kami butuhkan adalah stabilitas rupiah," kata Toto.

Bank Indonesia mencatat pada Rabu, 21 Agustus 2013, kurs tengah dolar Amerika Serikat terhadap rupiah mencapai Rp 10.723 per dolar Amerika Serikat.

Bergejolaknya nilai tukar karena kebijakan pengetatan likuiditas Amerika Serikat menggoncang nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan beberapa hari belakangan. Bahkan, dalam rapat kabinet terbatas tadi pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui kondisi ini akan memperberat langkah mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 6,3 persen. "Saya katakan jujur, untuk mencapai 6,3 persen berat untuk Indonesia," katanya di Kantor Presiden, Jakarta.

BERNADETTE CHRISTINA

Terhangat:


Konvensi Partai Demokrat | Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim

Berita terkait:


Nilai Tukar Anjlok, SBY Siapkan Stabilisasi
Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas
Rupiah ke Level Terendah Dalam Empat Tahun

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya