TEMPO.CO, Jakarta -Seperti tengah lesu darah, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di pasar spot antarbank Jakarta terus melemah. Rupiah menyentuh level 10.504 per dolar AS pada Selasa 20 Agustus 2013. Sejumlah ekonom menyebutkan, ini adalah pelemahan terparah dalam empat tahun terakhir, dan bisa berlanjut hingga tahun depan. Ini berbagai faktor yang menyebabkan rupiah semakin 'terjun bebas'
# Faktor Eksternal
- Pasar khawatir bank sentral Amerika pada 23 September 2013 memutus langkah pertama kebijakan pemangkasan stimulus, yang menyebabkan aliran modal masuk ke Amerika dan stock market di berbagai negara jatuh.
- Pasar khawatir akan ditutupnya pasar Merrill Lynch oleh Amerika, yang bisa mendorong stock dan capital market.
- Lesunya bursa regional dan anjloknya sejumlah mata uang regional terhadap dolar AS.
# Faktor Internal
- Sentimen negatif pasar terhadap pengumuman Bank Indonesia bahwa defisit transaksi triwulan II meningkat dari US$ 5,8 miliar atau 2,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi US$ 9,8 miliar atau 4,4 persen.
Tonggak Rupiah (per dolar AS)
24 Maret 2011 --- Rp 8.722 -----Terkuat sejak tujuh tahun terakhir
29 Mei 2012 --- Rp 9.570 -----terendah sejak tahun 2009
1 November 2012---Rp 9.623 --- terendah sejak tiga tahun terakhir
Januari 2013------Rp 9.740
Februari 2013-------------Rp 9.710
Maret 2013-----------Rp 9.741
April 2013------------Rp 9.750
Mei 2013----------------Rp 9.810
Juni 2013-----------------Rp 9.960
Juli 2013-----------------Rp 10.278
20 Agustus 2013---------Rp 10.504
Cadangan Devisa Indonesia Januari-Juni (Juta US$)
- 31 Januari 2013 : 108.780,00
- 28 Februari 2013 : 105.183,00
- 28 Maret 2013 : 104.800,00
- 30 April 2013 : 107.269,00
- 31 Mei 2013 : 105.149,00
- 28 Juni 2013 : 98.095,00
- 31 Juli 2013 : 92.671,00
ANTON, EVAN | PDAT | BI KEMENTERIAN KEUANGAN
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim
Berita Terkait:
Pidato SBY Dinilai 'Menjerumuskan' IHSG
Menkeu: Hari Ini Indeks Indonesia Paling Tertekan
Analis : IHSG Terancam Pelemahan Rupiah
Analis: Sulit Jaga IHSG Positif
Berita terkait
Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M
13 November 2021
Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.
Baca SelengkapnyaIHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?
1 Februari 2021
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.
Baca Selengkapnya2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725
6 Desember 2018
Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah
18 Juli 2018
Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.
Baca SelengkapnyaInfobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik
25 Januari 2018
Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.
Baca SelengkapnyaDibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin
3 Januari 2018
Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.
Baca SelengkapnyaIHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan
6 Desember 2017
Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.
Baca SelengkapnyaDolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587
26 Oktober 2017
Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS
25 Oktober 2017
Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.
Baca Selengkapnya5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound
24 Oktober 2017
Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.
Baca Selengkapnya