TEMPO.CO, Jakarta - Kemajuan pembangunan proyek kilang gas alam cair (LNG) PT Donggi Senoro LNG di Desa Uso, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah hingga 25 Juni 2013 telah mencapai 89,9 persen. Direktur Korporasi perusahaan itu, Andy Karamoy, mengatakan, pengerjaan proyek ini lebih cepat 6,1 persen dari yang direncanakan.

"Sementara itu, kemajuan fisik konstruksi adalah 72,1 persen, lebih cepat 14,7 persen dari rencana," kata Andy dalam surat elektronik kepada wartawan, Selasa, 23 Juli 2013.

Andy mengatakan, kemajuan pembangunan pengadaan rekayasa dan konstruksi (EPC) kilang LNG tersebut, didukung dengan catatan health, safety, and environment (HSE) yang baik. Bahkan, pada 18 Juni lalu, perusahaan telah mencapai 20 juta jam kerja tanpa kehilangan hari kerja. "Melihat perkembangan ini, proyek kilang Donggi Senoro LNG masih sesuai schedule untuk bisa selesai tahun depan," ujarnya.

Kendati demikian, Andy menolak membeberkan secara pasti anggaran yang
sudah terserap. Menurut dia, investasi yang sudah dikeluarkan sudah sesuai dengan perkembangan proyek sebesar 89,9 persen. Secara total, pembangunan kilang LNG ini akan menghabiskan investasi hingga US$ 2,8 miliar. Dari asumsi tersebut, Tempo menghitung, anggaran yang telah dikeluarkan untuk proyek konstruksi mencapai US$ 2,51 miliar.

Proyek Kilang LNG Donggi Senoro merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan memisahkan kegiatan usaha hulu (penyediaan bahan baku gas) dan kegiatan usaha hilir (pabrik LNG). Kilang ini nantinya akan mengolah gas yang dipasok dari Blok Senoro yang dikelola oleh KOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi dan Blok Matindok yang dikelola oleh Pertamina Pengembangan Gas Matindok.

PT Donggi Senoro LNG didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing pada 28 Desember 2007. Pemegang saham dari perusahaan ini, yakni PT Pertamina Hulu Energi (29 persen), PT Medco LNG Indonesia (20 persen), dan Sulawesi LNG Development Ltd (59,9 persen). Adapun kepemilikan saham Sulawesi LNG Development Ltd dikuasai oleh Mitsubishi Corporation (75 persen) dan Korea Gas Corporation (25 persen).

AYU PRIMA SANDI

Berita Terpopuler:
FPI: Kami Bubar Sendiri Kalau Penegak Hukum Tegas
Kompolnas: Tak Ada Calon Kapolri yang Bersih
Arsenal Menawar Suarez 40.000.001 Poundsterling
Jenderal Penangkap Nazaruddin Juga Calon Kapolri
Joko Anwar Berkicau tentang FPI