Tanaman Tembakau Rusak, Gudang Garam Tak Risau

Reporter

Selasa, 16 Juli 2013 17:23 WIB

Tembakau. ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO.CO,Kediri - Rusaknya tanaman tembakau akibat anomali cuaca tidak mengancam produksi PT Gudang Garam. Perusahaan rokok terbesar itu mengklaim telah memiliki stok tembakau untuk 10 tahun mendatang.


Juru bicara PT Gudang Garam Tbk Yuki Prasetyo mengatakan rusaknya tanaman tembakau di sejumlah lahan pertanian masyarakat tak menjadi ancaman serius. Panen tahun ini akan disimpan dan baru digunakan beberapa tahun ke depan. "Tidak ada masalah dengan kerusakan panen sekarang," kata Yuki kepada Tempo, Selasa 16 Juli 2013.

Dia menyadari potensi panen tembakau saat ini cenderung turun. Hampir seluruh kawasan pertanian tembakau yang memasok bahan baku kepada Gudang Garam mengalami hal serupa. Tembakau perusahaan ini dipasok oleh petani di wilayah Jember, Madura, dan Temanggung. Selain tiga sentra besar tersebut, tembakau dari Tuban dan Bojonegoro juga masuk ke Gudang Garam dalam kapasitas kecil.

Menurut Yuki, tembakau yang dipanen petani tidak serta merta langsung digunakan untuk produksi. Tembakau itu disimpan terlebih dulu dalam gudang tembakau untuk waktu lama. "Semakin lama disimpan semakin gurih," kata Yuki.

Karena itu meski terjadi gangguan panen tembakau di sejumlah daerah, Gudang Garam tak pernah khawatir kekurangan bahan baku. Stok tembakau yang ada saat ini diklaim masih mencukupi untuk kebutuhan produksi hingga 10 tahun ke depan.

Perusahaan yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur ini juga siap melakukan pembelian tembakau dari petani meski mengalami perubahan harga. Sebab sudah menjadi hukum pasar dimana terjadi kelangkaan stok akan diikuti kenaikan harga.

Tingginya curah hujan di musim kemarau ini telah menghancurkan sedikitnya 1.000 hektar tanaman tembakau di Kabupaten Jember. Sejak Mei hingga Juni, tanaman tembakau milik petani Jember tersisa seluas 9.037 hektare. Saat ini tembakau yang paling banyak layu dan mati adalah tembakau jenis Kasturi, yakni 824 hektare. Tanaman tembakau jenis Besuki Na Oogst Tanam Awal (BesNOTA) yang rusak dan mati 413 hektare.

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember menyatakan tanaman tembakau ini mati akibat hujan yang masih kerap turun hingga Juli. "Memang di luar perkiraan, bulan ini seharusnya kering, malah sering hujan deras,"kata Kepala Perkebunan dan Kehutanan Jember Masykur.


HARI TRI WASONO

Berita terkait

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

2 hari lalu

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.

Baca Selengkapnya

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

11 hari lalu

Tak Ingin Pikun Usia Muda? Lakukan Tips Berikut

Gaya hidup membantu untuk mengurangi resiko pikun sampai demensia alzheimer.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

22 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

26 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

28 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

41 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

44 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

55 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

59 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

9 Maret 2024

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya