Ekonom BCA: BI Rate Naik Bertahap 1 Persen

Kamis, 11 Juli 2013 10:49 WIB

TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta- Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan secara bertahap BI rate sekitar 1 persen ke kisaran 6,75 persen. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni memutuskan BI rate naik 25 basis poin, dalam RDG bulanan yang digelar hari ini, David memprediksi akan ada kenaikan lagi. "Ekspektasi saya 25 basis poin," kata David kepada Tempo, Kamis, 11 Juli 2013.

Setelah sekitar satu setengah tahun menahan BI rate di level 5,75 persen, BI akhirnya menaikkannya 25 basis poin ke level 6 persen pada Juni 2013. Kebijakan suku bunga diklaim BI sebagai langkah antisipasi terhadap inflasi dan respons terhadap pelemahan rupiah seiring dengan arus keluar modal asing mulai akhir Mei 2013.

David menjelaskan, langkah ini perlu diambil untuk mengantisipasi besarnya tekanan inflasi paska kebijakan kenaikan harga BBM. Inflasi diperkirakan akan melambung pada periode Juli - September 2013. "Pada Juli, normalnya inflasi bulanan sekitaran 1 persen, bisa naik dua kali lipat," katanya. Secara tahunan, ia memprediksi inflasi bisa mencapai 7,5 persen.

Tekanan inflasi, kata David, tak bisa hanya diantisipasi melalui kebijakan stabilisasi harga oleh Pemerintah, tapi perlu direspon dengan kebijakan moneter yang lebih longgar. "Kita kan ingin pertumbuhan sustainable, bukan tinggi sejenak lalu ambrol. Maka inflasi harus dijaga," ucapnya.

Meski begitu, David yakin BI rate tak akan naik melampaui inflasi, tujuannya untuk menjaga ekspektasi bahwa tekanan inflasi ini bersifat temporer. "Tahun depan normal lagi," katanya. Dengan kebijakan ini, Ia memprediksi inflasi di akhir tahun bisa sesuai perhitungan BI yakni sekitar 7,8 persen. "Saya pesimis bisa sesuai target pemerintah 7,2 persen," katanya.

Adapun sangkut paut kebijakan BI rate dengan upaya meredam arus keluar modal asing, David mengatakan, keluar masuk modal asing lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal. Semalam, misalnya, pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Ben Bernanke bahwa pihaknya belum akan melakukan pengetatan moneter tahun ini membuat indeks di bursa saham rebound.

MARTHA THERTINA
Terhangat:

Karya Penemu Muda
| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh


Baca Juga:
Dahlan Iskan: Ada Dirut BUMN Dipecat Karena Istri

Kenaikan Harga Emas Hanya Sesaat

Dahlan Usul Bea Cukai Juga Buka di Akhir Pekan

Kredit Konsumtif PNS Banyuwangi Mencapai Rp 300 M

Cabang Baru, Subaru Targetkan Penjualan 2500 Unit

BI Rate Naik, Rupiah Membaik



Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

5 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

6 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya