Lokasi tambang terbuka milik PT Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Tambang di Batu Hijau yang mulai beroperasi secara penuh pada Maret tahun 2000 tersebut menghasilkan 4,87 kilogram tembaga dan emas sebesar 0,37 gram dari setiap ton bijih yang diolah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta -- Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Dolfie O.F. Palit mengatakan dana pembelian 7 persen saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara tidak dibahas saat penyusunan APBN Perubahan 2013. "Sudah pasti tidak ada (tahun ini)," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 1 Juli 2013.
Dolfie menilai berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi pembelian saham oleh Pemerintah harus seizin DPR. Izin DPR juga dianggap wajib meski pembelinya Badan Usaha Milik Negara.
Karena dibutuhkan izin, dana pembelian harus diusulkan bersamaan dengan pembahasan APBN atau APBN Perubahan 2013 yang baru disahkan Juni lalu. Dolfie mengatakan usulan dana itu tidak pernah dibahas di Komisi Keuangan dan Badan Anggaran DPR.
Pemerintah Pusat ngotot membeli saham divestasi Newmont yang terakhir. Upaya ini menguat saat Menteri Keuangan dijabat Agus Martowardoyo.
Upaya itu mendapat hambatan keras dari DPR yang dimotori politikus Partai Golkar. Pasalnya, Grup Bakrie milik Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, juga menginginkan saham divestasi itu. Grup Bakrie melalui anak usahanya PT Multi Capital menggandeng PT Daerah Maju Bersaing, perusahaan konsorsium milik tiga pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat, berupaya menguasai sisa saham divestasi itu.
Setelah putusan Mahkamah Konstitusi, tidak ada kepastian siapa pembeli 7 persen saham Newmont. Saham senilai Rp 2,3 triliun itu masih menjadi rebutan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi NTB.
Terkini: Anggota Komisi XI DPR Sebut Penerimaan Negara Tak Kuat Topang Proyek Mercusuar, Promo Tiket Wisata Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024
57 hari lalu
Terkini: Anggota Komisi XI DPR Sebut Penerimaan Negara Tak Kuat Topang Proyek Mercusuar, Promo Tiket Wisata Bank CIMB Niaga di Cathay Pacific Travel Fair 2024
Anggota Komisi XI DPR, Anis Byarwati, angkat bicara soal utang pemerintah Indonesia yang mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024.