Mayora Cetak Laba Bersih 53,97 Persen

Reporter

Rabu, 19 Juni 2013 16:35 WIB

mayora.com

TEMPO.CO, Tengerang - Produsen makanan olahan, PT Mayora Indah Tbk mencetak laba bersih senilai Rp 744, 42 miliar atau melonjak sebesar 53,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Raihan laba ini Rp 98 miliar lebih tinggi dari target sebesar Rp 646 miliar.

Direktur Utama PT Mayora Tbk Andre Sukendra Atmadja mengatakan perseroan juga berhasil meraih laba usaha hingga mencapai Rp 1,16 triliun. “Perseroan memanfaatkan stabilnya harga bahan baku dan tingkat suku bunga pinjaman yang wajar sepanjang 2012 untuk meningkatkan profit margin agar kondisi keuangan menjadi lebih sehat,” katanya usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2013.

Dengan kenaikan laba bersih itu maka para pemegang saham juga telah menyetujui untuk membagikan deviden tunai 77 persen lebih besar dari tahun sebelumnya. “Saham kami bagikan bulan Juli mendatang sebesar Rp 230 pe r lembar saham,” katanya.

Dalam laporan penggunaan dana hasil penawaran umum Sukendra juga menjelaskan bahwa tahun 2012 PT Mayora, melakukan penawaran umum obligasi IV Mayora Indah tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 750 miliar dan sukuk mudharobah II Mayora Indah sebesar Rp 250 miliar. Obligasi dana sukuk itu diterbitkan dengan alasan untuk kepentingan pengembangan fasilitas dan kapasitas produksi.

“Hal itu dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat baik lokal maupun ekspor,” kata Sukendra. Ia menambahkan pasar baru bagi produk Mayora diantaranya negara di Afrika dan Eropa Timur, “prospeknya cukup bagus untuk ekspor.”

Sementara itu Direktur PT Mayora Indah, Wardhana Atmadja mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) karena baru terhitung sehari diumumkan belum berpengaruh terhadap cost produksi. Namun pihaknya akan memilih waktu yang baik untuk menaikan harga produknya suatu saat nanti.

Wardhana mengku ada empat hal yang menjadi kendala usaha yakni situasi ekonomi global, persaingan usaha, stabilitas suplai bahan baku dan kebijakan pemerintah internasional.
Untuk itu, perseroan juga sedang menguji coba bahan baku lain diluar gandum seperti singkong dan bahan lokal untuk menjadi bahan baku bagi produk makanan olahannya.


AYU CIPTA (TANGERANG)

Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta
| Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah


Berita lainnya:

Jokowi Kucurkan Rp 291 Miliar untuk Kampung Betawi
Jokowi Evaluasi PRJ Monas Hari Ini
Ini Penyebab Rumah Sakit Swasta Ributkan Soal KJS


Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

12 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

21 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

26 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

58 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya