TEMPO.CO, Jakarta -Badan usaha milik negara di bidang maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk hari ini mengumumkan penerbitan obligasi berkelanjutan I tahap I 2013 senilai Rp 2 triliun. Perseroan menargetkan bisa memperoleh dana sebesar Rp 4 triliun dari penerbitan obligasi berkelanjutan I.
Manajemen Garuda dalam prospektusnya mengungkapkan, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian pesawat. “Sekitar 80 persen dana yang diperoleh akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian pesawat,” kata Manajemen Garuda dalam prospektusnya yang diterbitkan 11 Juni 2013.
Pesawat-pesawat itu di antaranya jenis Boeing B737-800NG dan B777-300ER dan jenis Airbus A330-300 dan A320. Adapun 20 persen digunakan sebagai modal kerja dalam bentuk pembayaran sewa pesawat. Perseroan menargetkan dana hasil penerbitan obligasi akan habis terpakai paling lambat akhir 2014.
Masa penawaran awal dilakukan pada 11-14 Jun dan 17-19 Juni 2013. Perkiraan tanggal efektif pada 27 Juni, perkiraan masa penawaran 1-2 Juli, penjatahan 3 Juli, distribusi secara elektronik 5 Juli, serta pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2013.
Obligasi berkelanjutan I tahap I tersebut memiliki jangka waktu dan jatuh tempo lima tahun sejak tanggal emisi. Obligasi ini memberikan tingkat bunga tetap. Penjamin pelaksana emisi PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuirtas.
Hingga Desember 2012, Garuda memiliki liabilitas senilai US$ 1,4 miliar, yang terdiri liabilitas jangka pendek US$ 754 juta dan jangka panjang US$ 648 juta.
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
30 November 2023
Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.