Penghasil Sapi, Yogya Kekurangan Pasokan Daging

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 28 Mei 2013 19:38 WIB

Daging sapi. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Yogyakarta- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tak bisa membatasi lalu lintas perdagangan sapi antar provinsi tanpa alasan yang jelas. Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko menanggapi persaingan antar pedagang daging sapi dari luar daerah yang dinilai menjadi penyebab berkurangnya pasokan daging di pasar.

“Kami tidak punya kewenangan membatasi itu,” kata dia pada Tempo, Selasa, 28 Mei 2013. Pembatasan peredaran sapi antar daerah, kata dia, hanya bisa dibatasi jika ada alasan khusus. Di antaranya adanya peraturan perundang-undangan dan kekhawatiran penyebaran wabah penyakit, semisal antraks. “Kalau penyakit ini nanti harus masuk Karantina dulu,” kata dia.

Sebelumnya, Pengawas Peredaran Barang yang Beredar dan Perlindungan Konsumen Disperindagkop dan UKM DIY Sugiono mengatakan banyak pedagang daging luar daerah yang meminati sapi-sapi peternak DIY. Untuk mendapatkan sapi mereka bahkan berani membayar dengan harga lebih tinggi Rp 1 juta. Misalnya saja, untuk sapi bakalan berusia 4 bulan seharga Rp 7 juta per ekor bisa dibeli hingga harga Rp 8 juta.

Sejak harga daging sapi melonjak hingga Rp 90 ribu per kilogram, pasokan daging di sejumlah pasar di Yogyakarta terus berkurang. Di pasar Beringharjo misalnya, jika sebelum kenaikan mencapai 60-70 kilogram per hari, kini turun menjadi 50 kilogram per hari.

Sasongko menilai, berkurangnya jumlah sapi DIY bukanlah satu-satunya alasan menurunnya pasokan daging di pasar. Bisa jadi, menurut dia, tingginya harga daging membuat jumlah konsumen turun sehingga pedagang mengurangi persedian barang. “Banyak kemungkinan,” kata dia.

Ia justru mengklaim produksi sapi di DIY justru dinilai sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Bahkan, persedian itu berlebih. “Tiap tahun saja dikirim ke Jabar dan Jakarta hingga 15 ribu ekor,” kata dia.

Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso Ilham Akhmadi mengatakan memang ada persaingan tak sehat yang berlangsung antara pedagang sapi DIY dan luar daerah. Dimaksud persaingan tak sehat karena sapi yang didapat dipotong dengan cara tak sehat dan aman. “Sapinya digelonggong,” kata dia.

Tak heran, sambung dia, pedagang sapi luar daerah berani membeli dengan harga lebih mahal di atas harga normal. Ini karena dengan digelonggong volume daging yang didapat pun bertambah banyak. Misalnya saja sapi normal dengan berat 100 kilogram setelah digelonggong beratnya bisa mencapai 135 kilogram. “Yang 35 ini air,” kata dia.

Menurut dia, tak benar jika pasokan daging berkurang karena produksi sapi berkurang. “Kalau ngomong tidak ada daging, itu tidak benar,” kata dia. Pasokan daging tetap terpenuhi. Bahkan pasokan daging gelonggong dari pedagang luar daerah itu ada juga yang masuk kembali di pasar-pasar Yogyakarta. Mereka tak hanya memasok kebutuhan daging di daerahnya dan di Yogyakarta saja, bahkan hingga ke Jakarta. “Peredaran daging gelonggong ini sudah menyeramkan,” kata dia.

Ia menyayangkan sikap pemerintah yang dinilai kurang memantau peredaran perdagangan daging seperti ini. Semestinya, pemantauan bisa dilakukan melalui rumah-rumah pemotongan hewan.

ANANG ZAKARIA

Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:

KPK: Hilmi Punya Banyak Informasi Soal Luthfi

Daftar Pemenang Indonesian Movie Award 2013

Ini 21 Pemain Timnas Lawan Belanda

Masjid Dibakar, Anti-Islam Merebak di Inggris

Reza Rahadian Tak Sengaja Injak Gaun BCL

Jokowi Berpeluang Jadi Calon Presiden dari PDIP

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya