Tren Industri Mesin Perkakas Terus Melemah

Reporter

Rabu, 22 Mei 2013 19:11 WIB

Pekerja merakit komponen mesin mobil Merceds-Benz M-Class seri ML 350 4Matic di pabrik perakitan Merceds-Benz Indonesia di Wanaherang, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian, Teddy Sianturi, mengatakan tren impor mesin perkakas Indonesia terus menerus meningkat. Pengembangan industri mesin perkakas yang dimulai sejak tahun 1980 selalu kalah bersaing dengan produk asing.

“Kita memang belum bisa memproduksi sendiri, sementara serbuan produk asing terus menerus mengancam pasar dalam negeri,” katanya dalam seminar di pameran mesin perkakas dan pengerjaan logam MTT Expo di JIExpo Kemayoran, Rabu, 22 Mei 2013.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, impor mesin perkakas Indonesia pada 2010 mencapai US$ 480 juta, sementara pada tahun tersebut ekspor mesin perkakas hanya mencapai US$ 100 juta. Pada 2011, ekspor mesin perkakas mencapai US$ 770 juta dan impor mencapai US$ 50 juta. Sampai Juni 2012, ekspor mesin perkakas mencapai US$500 juta sementara impor tidak sampai US$ 50 juta.

Teddy menyayangkan bahwa industri dalam negeri belum mampu memproduksi mesin perkakas padahal permintaan akan mesin perkakas cukup banyak. Mesin perkakas, kata Teddy, digunakan oleh banyak industri besar seperti industri komponen otomotif, komponen penerbangan dan aviasi, alat-alat pertahanan, komponen perkeretapian, komponen pembangkit listrik, dan industri barang konsumsi.

Menghadapi pasar bebas ASEAN, Teddy menilai bukan tidak mungkin industri mesin perkakas dalam negeri akan kembali kalah bersaing dengan Negara tetangga. Untuk itu, harus ada sektor dalam industri mesin perkakas yang dilindungi dan dikhususkan bagi pasar dalam negeri.

Misalnya, pemerintah memproteksi sektor jasa engineering, semua ini harus dilakukan oleh lokal, tidak boleh asing. “Ini harus dilakukan karena kalau tidak nilai impor tidak bisa ditekan.”

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga memiliki rencana pengembangan industri mesin perkakas nasional. Beberapa rencana tersebut adalah pendirian dan pengembangan pusat pengembangan teknologi dan industri mesin perkakas, peninjauan kebijakan impor mesin perkakas, perluasan wilayah pasar dalam dan luar negeri, serta pelatihan bagi terciptanya tenaga kerja berkualitas.

“Pemerintah, juga aktif memberikan fasilitas tax holiday serta tax allowance agar banyak investasi mesin perkakas tercipta di dalam negeri,” katanya.

Ketua Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor, Hadi Suryadipraja, mengatakan industri otomotif sebagai salah satu pengguna mesin perkakas berharap bahwa pengembangan industri komponen otomotif terus berjalan agar industri otomotif Indonesia juga terus berkembang. “Kita harus memikirkan bagaimana mencapai industri otomotif yang kompetitif dan terus fokus pada pengembangan komponen,” katanya.

ANANDA TERESIA


Topik Terhangat:

Kisruh Kartu Jakarta Sehat |
Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:
KPK Telisik 45 Perempuan Penerima Duit Fathanah

Begini Cara Blokir Nomor Mama Minta Pulsa

Luthfi Panggil Darin Mumtazah `Mamah`

Tiga Pelajar SMP Gagalkan Pemerkosaan oleh Tukang Ojek

Dituding Ngemplang Pajak, Fuad Rahmany: Eko Bohong

Kala Jokowi Ajak Makan Siang Warga Waduk Pluit

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

7 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

12 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

15 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

16 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya