Ekspor Rumput Laut Menarik bagi Pengusaha  

Reporter

Senin, 15 April 2013 18:01 WIB

Petani rumput laut sedang menjemur usai dipanen di kawasan budidaya rumput laut, Bantaeng, Sulawesi Selatan, Selasa (10/7). TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis menyatakan pengusaha lebih banyak mengekspor rumput laut. "Biaya logistik ekspor lebih murah dibandingkan logistik domestik," kata Safari Azis dalam jumpa pers, di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 15 April 2013. Tahun lalu sebanyak 80 persen dari total produksi 180 ton rumput laut mentah diekspor ke luar negeri.

Dia mencontohkan biaya logistik pengiriman rumput laut kering dari Ambon ke Makassar mencapai Rp 1.000 per kilogram. Ini lebih mahal tiga kali lipat dibandingkan biaya logistik ekspor dari Surabaya ke Cina yang hanya Rp 250 per kilogram. Selain itu, kata dia, biaya logistik rumput laut domestik tak sebanding dengan harga jualnya. "Paling tinggi Rp 10-11 ribu per kilogram. Beberapa daerah lebih rendah daripada itu?" katanya.

Asosiasi, kata dia, meminta pemerintah mendorong peningkatan konsumsi rumput laut, terutama penggunaan rumput laut sebagai bahan campuran makanan. "Pola konsumsi rumput laut di Indonesia hanya sebatas dimakan mentah atau dibuat agar-agar, bukan diolah sebagai ekstrak makanan. Hasil olahan dalam negeri juga belum ada pasarnya, sehingga sebagian besar diekspor," ujarnya.

Kepala Bidang Produksi dan Pemasaran Deputi bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Teuku Chairul, mengatakan pengembangan rumput laut akan difokuskan di 33 kabupaten daerah tertinggal yang memiliki potensi dalam pengembangan rumput laut nasional. "Kami sudah membuat regulasi dengan membuat nota kesepahaman untuk kembangkan rumput laut dengan enam kementerian dengan daerah," kata Teuku.

Menurut dia, dipilihnya pengembangan budi daya rumput laut sebagai salah satu upaya mengentaskan kemiskinan karena komoditas ini relatif mudah dibudidayakan. Ia mengtatakan tanpa teknologi canggih, pembudi daya sudah bisa memanen rumput laut hanya dalam waktu 45 hari.

ROSALINA

Bisnis Terhangat

Indonesia Hanya Bisa Budi Daya Tiga Rumput Laut

KNKT Amerika Ikut Selidiki Kecelakaan Lion Air

Daftar Kecelakaan Pesawat di Ujung Landasan

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

8 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

12 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

15 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

16 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya